Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memilih Bebas Anak

1 Oktober 2021   08:00 Diperbarui: 1 Oktober 2021   08:10 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu kecupan lembut di kening, membuat perempuan itu berhenti meracau untuk gelas keempat yang memabukkan. Kubisikkan, "aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Waktu yang akan menguji".

"Ingatlah Film Notebook. Bebas anak masih belum selesai. Masih ada waktu untuk menikmati pergulatan dari satu kota ke kota lain. Kita masih belum mengunjungi tempat-tempat yang dianggap suci."

"Semua akan baik-baik saja", bisikku. Dengan sempoyongan akhirnya berdua pulang ke kamar untuk rekreasi. Ini tiga perempat mabuk. Kalau mabuk beneran ya tidur.

Kepala ini sebenarnya tidak kuat dengan eksploitasi tubuh perempuan untuk anak. Usaha prokreasi terkadang membuat kelucuan dan menyakitkan bagi perempuan. Kultural itu berat. Semua itu adalah pilihan. Harus diputuskan berdua. Kalau hanya diputuskan oleh satu orang itu namanya egois.

Bagi mereka yang akan kawin dan berencana untuk bebas anak maka buku "Childfree by Choice"
The Movement Redefining Family and Creating a New Age of Independence yang ditulis oleh DR Amy Blackstone boleh sebagai satu pertimbangan.

Salam Kompal

kompal-61565b6206310e53967939c2.jpg
kompal-61565b6206310e53967939c2.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun