Mohon tunggu...
Yogie Pranowo
Yogie Pranowo Mohon Tunggu...

Pria Kelahiran Jakarta 8 Juli 1989 ini sedang berusaha (terus dan terus)menyelesaikan tesis magisternya di STF Driyarkara Jakarta. Aktif di beberapa kelompok teater independen, dan saat ini sedang bekerja sebagai pengajar paruh waktu di Kalbis Institute.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pandangan Materialisme Historis Karl Marx

7 Juni 2011   03:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:47 4574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ajaran kehancuran kapitalisme adalah ajaran yang sangat deterministis. Di kemudian hari ajaran itu disebut ekonomisme, yaitu ajaran bahwa perkembngan sejarah ditentukan hukum-hukum ekonomi yang bersifat niscaya. Menurut analisis Marx, proses eksploitasi kaum buruh melalui nilai lebih akan menghasilkan krisis-krisis yang niscaya. Krisis disebabkan oleh kenyataan bahwa perusahaan-perusahaan besar menelan perusahaan kecil, sampai akhirnya jumlah kaum kapitalis menjadi semakin mengecil dan pemiskinan massa semakin meningkat. Cepat atau lambat, namun niscaya, pertumbuhan kapitalisme itu secara otomatis akan menumbuhkan kesadaran revolusioner dari pihak massa yang dipermiskin dan dieksploitasi. Pengangguran bertambah, inflasi membumbung, produksi tak terjual, dst., dan sistem kapitalis akan menghancurkan dirinya sendiri. Itulah saat munculnya masyarakat sosialis, yaitu masyarakat tanpa kelas yang dalam bayangan Marx muncul bagaikan matahari, bersifat otomatis[3].

Evaluasi terhadap Materialisme Historis

Pandangan materialism historis merupakan dasar klaim Karl Marx bahwa sosialismenya adalah ilmiah. Marx merasa telah menghilangkan segala kesewenangan dan unsure kebetulan sebagai factor penentu sejarah, karena ia menghilangkan kebebasan kehendak manusia sebagai factor perubahan masyarakat yang relevan. Semuanya akhirnya ditentukan oleh suatu factor objektif, yaitu tenaga tenaga produktif. Diantara tenaga tenaga produktif, unsure alat kerja adalah yang paling pertama. Dan pemakaian alat kerja ditentukan oleh bentuknya yang objektif, bukan oleh kehendak orang lain. Begitu pula penyempurnaan dan pengembangan alat alat kerja baru bukan karena selera orang, melainkan karena tekanan objektif kebutuhan untuk mempermudah usaha untuk menjamin kebutuhan hidup. Tenaga tenaga produktif itu menentukan hubungan hubungan produksi dan hubungan hubungan itu menentukan pelembagaan politis masyarakat serta struktur legitimasi ideologis. Dengan demikian perkembangan sejarah sampai sekarang dapat dijelaskan secara ilmiah dan pasti, dan arah perkembangan masyarakat di masa depan dapat dikalkulasi berdasarkan analisis system ekonomi yang terdapat pada saat sekarang. Karena itu, tidak salahlah mereka yang menganggap teori inti Marx sebagai deterministic: kebebasan manusia tidak memainkan peranan, sejarah ditentukan oleh factor factor ekonomis objektif.[4]

Meskipun Marx adalah seorang pemikir yang penting, ia mendekati banyak soal secara berat sebelah, hanya dalam perspektif social ekonomis. Yang positif dalam pemikiran Marx ialah bahwa ia telah membuka kedok dari banyak system nilai yang disebut suci dan sopan, dan yang memang sama sekali tidak suci dan sopan. Marx membersihkan masyarakat dan gereja gereja dari banyak hal yang diberi cap "kehendak Tuhan", tetapi yang sebetulnya hanya bersifat ketidakadilan yang sama sekali tidak dikehendaki Tuhan.

Marx member arah yang lebih praktis terhadap filsafat, dan banyak tuntutan dari "manifesto komunis" yang dalam abad yang lalu masih kelihatan mustahil, sekarang sudah diterima secara umum sebagai hak hak asasi manusia di banyak Negara.[5]

Daftar Pustaka

Hamersma, Harry. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1986

Hardiman, F. Budi. Filsafat Modern Dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.

Magnis-Suseno, Frans. Pemikiran Karl Marx Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.

Magnis-Suseno, Frans. Ringkasan Sejarah Marxisme dan Komunisme. Jakarta: Diktat Kuliah Marxisme dan Komunisme, 1977.

[1] Frans Magnis-Suseno, Ringkasan Sejarah Marxisme dan Komunisme, (Jakarta: Diktat kuliah Marxisme dan Komunisme STF DRIYARKARA, 1977) hlm. 24 - 25.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun