Mohon tunggu...
Otang Sopian
Otang Sopian Mohon Tunggu... Guru - Guru

Humoris merupakan sifat yang melekat pada diri saya, begitulah orang-orang mengatakannya. Saya memiliki hobi membaca dan menulis, berkarya melalui seni rupa dan desain grafis, dan saya juga termasuk orang yang memiliki sifat rasa ingin tahu yang besar terhadap hal-hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memantapkan Visi Ibadah Shaum Ramadhan dengan Sabar dan Tawakal: Apakah Kita Bisa?

15 Maret 2024   10:32 Diperbarui: 15 Maret 2024   10:54 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay.com/ Gerd Altmann 

Ramadhan telah tiba, semua umat muslim riang gembira menyambut bulan suci dengan Bahagia, walaupun harga sembako masih menjadi kendala. Inilah sebagai bukti bahwa bulan ramadhan adalah bulan penuh keberkahan.Di awal-awal ramadhan ini, biasanya tingkat ketakwaan umat muslim berada pada tingkat ketakwaan yang paling baik, terlihat dari antusiasme masyarakat muslim yang melaksanakan shalat berjamaah di Mesjid, baik untuk melaksanakan  shalat tarawih atau shalat wajib.

Tingginya tingkat ketakwaan di awal bulan ramadhan ini, seringkali tidak bisa bertahan lama. Masyarakat muslim seperti kesulitan untuk mempertahankan kualitas ibadahnya. Biasanya di hari kesepuluh, mesjid mulai mengalami penyusutan jumlah jamaah, dan menginjak pada pertengahan bulan ramadhan, jamaah semakin terlihat berkurang. Keadaan ini disebabkan karena lemahnya upaya penguatan hati dan pikiran yang terhubung pada Allah SWT, di awal-awal ramadhan.

Memantapkan Visi di Awal Ramadhan

Kegiatan ibadah  yang terlaksana dengan rutin di awal ramadhan, belum tentu akan menciptakan ibadah di hari-hari selanjutnya menjadi lebih baik, apabila rutinitas ibadah tersebut hanya dilaksanakan dengan landasan perasaan wajib yang tidak disertai dengan pemahaman ketaatan. Ibadah berdasarkan perasaan wajib, kadang tidak memiliki tujuan yang jelas dan hanya bertumpu pada landasan hukum yang tidak jelas pula. Sehingga, kondisi beribadah seperti itu sering ditunggangi oleh obsesi hawa nafsu, yang hanya sekedar menuntaskan ibadah sesuai keinginannya sendiri. Ibadah yang berlandaskan kewajiban tersebut, tidak akan bertahan lama, apabila tidak diimbangi dengan ketaatan (tunduk) pada Allah SWT. Dalam artian ibadahnya harus betul-betul sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh rosul, dan berharap pada keridhoan Allah SWT, bukan ibadah sesuai keinginannya sendiri. Yaitu, melalui penguatan dan pematangan target yang direncanakan di awal bulan ramadhan. Dengan begitu, ibadah yang kita laksanakan di bulan ramadhan akan membentuk pribadi muslim yang kuat bertahan untuk beribadah di bulan ramadhan secara konsisten, selama sebulan penuh.

Penguatan dan pematangan target di awal ramadhan dapat diawali dengan menentuan tujuan dengan pasti, melalui visi yang ingin anda capai di Ramadhan tahun ini?, bagaimana cara mencapai visi-nya?, dimana akses untuk mendapatkan penguatannya?, dan kenapa visi itu harus dicapai?. Berikut adalah contoh visi diri yang bisa ditanamkan dalam diri untuk ramadhan tahun ini : ' Menguatkan pribadi Ihsan di Abad 21'. Melalui visi diri ini, kita akan melaksanakan ibadah shaum sesuai dengan tujuan pencapaian nilai-nilai ihsan, sebagai panduan selama menjalankan ibadah shaum di bulan ramadhan.

Visi diri yang penulis contohkan adalah target penguatan pola pikir seorang insan untuk mencapai ihsan. Upaya untuk mencapai target tersebut, harus dengan  memahami cara menjadi manusia yang ihsan  (berbuat baik) yang bisa beradaptasi dengan pola hidup di abad 21. Penetapan alasan yang kuat dari visi diri ini adalah menjadi Insan yang memiliki pola pikir yang baik adalah insan yang siap hidup dan menyesuaikan dengan tantangan jaman, tanpa mengurangi prinsip-prinsip islam yang mendasar.

Memantapkan misi yang Selaras dengan Visi Diri untuk Ramadhan

Misi merupakan penentu keberhasilan mencapai visi, oleh karena itu pernyataan misi harus selaras dengan visi yang sudah ditetapkan. Misi merupakan tahapan tangga untuk mencapai keberhasilan mencapai visi itu sendiri. Mari kita kembali mencerna contoh visi yang penulis sertakan di paragrap sebelumnya. Bagaimana cara mencapai kualitas insan yang memiliki pola pikir yang kuat?, jawabannya melalui pembentukan hati yang lapang dada dan pengelolaan pikiran yang Jernih. Membentuk kedua aspek tersebut membutuhkan sifat sabar dan tawakal. Jadi misi yang tepat untuk mencapai tujuan diatas adalah menata hati yang lapang dengan proses pengendalian sabar dan mengolah pikiran yang jernih melalui penguatan tawakal, melalui misi tersebut kita akan mudah beradaptasi dengan berbagai tantangan perubahan yang serba cepat di abad 21.

Memerdekakan Ramadhan dengan Sabar dan Tawakal

Bulan suci ramadhan harus bersih dari berbagai kegiatan yang bertentangan dengan syariatnya. Mensucikannya harus melalui proses belajar sabar untuk menata hati yang lapang, yaitu hati yang terbebas dari belenggu-belenggu kejahilan (kebodohan), hasud, iri dan dengki. Kita sebagai seorang muslim harus berusaha untuk memerdekakan hati ini dengan cara mengembalikan kepada nilai-nilai fitrahnya. Buya Hamka menafsirkan salah satu ayat Alqurn surat Al A'raf (7):172,   isi tafsirannya adalah fitrah tersebut tumbuh bersamaan dengan akal, bahkan dikatakan tumbuh-kembangnya akal juga dipengaruhi fitrah manusia tersebut. Menurut tafsir tersebut, maka haruslah kita menjaga fitrah dan mengembalikan hati yang terbelenggu hawa nafsu kedalam fitrahnya, agar jiwa kita lapang dada dan selaras dengan pikiran yang jernih.

Mengembalikan jiwa dan pikiran ke ranah fitrahnya membutuhkan usaha keras, karena tantangan diabad ini penuh dengan jebakan-jebakan yang mengarahkan kita pada kesesatan. Pikiran dan hati sering tidak terhubung dengan baik, karena salah satu penyebabnya adalah hati atau pikiran kita selalu terkoneksi dengan hawa nafsu yang memiliki gelombang frekwensi yang lebih besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun