Mohon tunggu...
Mohammad Hisar Silalahi
Mohammad Hisar Silalahi Mohon Tunggu... Pensiunan -

Alhamdulillah diberi kesempatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Air Mata Tataring

15 Mei 2017   13:23 Diperbarui: 22 Mei 2017   18:41 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto: dok.pribafi"][/caption]  perapian telah padam tatkala elpiji tibalalu para-para menjelma jadi kuburandan dapur kehilangan asap kini kami bebas dari belenggu sirabun, kata para inang digitalhuta kini dilanda euforia sublimasi peradabanperiuk dan belanga menangiskarena soban telah dimandulkanmaka tiada lagi baratak jua kerak nasi dan ikan asin bakar ke manakah lagi marsisulu menyambut turunnya angin dingin bukit barisan usai subuh?                           ***                                          sidikalang, maret 2017catatan :-tataring = perapian-para-para = semacam rak gantung di atas tataring untuk menyimpan persediaan kayu bakarsirabun = abu sisa pembakaran kayu bakarhuta = dusunsoban = kayu bakarmarsisulu = menghangatkan tubuh di sekeliling perapian karena dinginnya udara, biasanya menjelang pagibukit barisan = nama pegunungan yang terbentang sepanjang Pulau Sumatera  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun