Mohon tunggu...
MariaM
MariaM Mohon Tunggu... Lainnya - Peracik

Pejuang Di Bawah Nabastala. Aku menanti ditempat penantianku menunggu apa yang akan dijawabNya atas doaku. Aku tahu Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan tidak ada rencanaNya yang gagagl. Jangan lemah semangatmu karena ada upah bagi usahamu. ♥💪

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Logika Hati

1 Juni 2023   08:10 Diperbarui: 1 Juni 2023   08:21 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  Senyum arunika menembus tirai jendela minibus yang kutumpangi hingga membuatku terbangun dari lelapku. Sejenak kulayangkan pandangku pada pesona yang belum sempat kusaksi. Pesona gunung Inerie yang menjulang seakan memeluk langit. Terukir begitu jelas di lensaku tak seperti garis cinta yang tak kunjung menemukan skesta. Garis cinta yang perlahan meredupkan semangat, menyalakan lara. Inilah kisahku yang mungkin pernah menyapa lembaran diarimu.

  Aku tak pernah mengundangnya hadir di hidup ataupun mengeluh pada semesta tetapi ia melintas tanpa sengaja dijalur hatiku hingga membuatku menerobos ke palung kalbunya. Tanpa kuduga ia menjelma bagai venus memberi terang baru dihidup. Kutak bisa berkutik, sikap lembut berselimut perhatian meluluhkan hati. Aku wanita biasa yang mudah goyah dengan sikap eloknya. Wanita mana yang tak goyah bila diperlakukan layaknya putri Firaun. Ia membuatku merasa begitu dicintai dan berbahagia. Belum pernah kudicintai sehebat yang ia berikan padaku. 

  Aku menerima Ia apa adanya walau riuh jutaan mulut memintaku meninggalkannya. Ia memang sebatas karyawan biasa yang hanya empunya ijazah SMA hingga mereka menyebutnya Ijas. Aku tak pernah meninjau itu selagi aku sayang itu tak kujadikan persoalan. Banyak yang melebihi dirinya tetapi dimataku ia melebihi segala yang pernah melintas di rel hatiku.

  Awalnya kita berkencan lewat VC karena ia ditanah Padang dan aku di tanah Manggarai. Jarak bukan penghalang cinta kita, aku memutuskan mendarat ke bandara hatinya tanpa peduli kilometer yang terbentang begitu jauh. Mungkin itu keputusan terkonyol yang pernah kubuat. Dengan tapak tanpa gentar kutemui dirinya dan memutuskan berkarir di tanah Padang. Gila aku tergila gila pada cintanya. Kadang aku berpikir aku ini waras atau dirasuki miras. Sudahlah intinya aku bersamanya sekarang. Tahun pertama aku di Padang semua berjalan sangat baik, mulus tanpa sedikitpun gores. Kisah cinta terangkai begitu indah layaknya film romansa. Eh sayangnya itu hanya sesaat. Perlahan mulai pudar Ia semakin menjauh menjauh dan menyisahkan sejuta luka di jiwa.

 

  Ia berselingkuh dengan wanita yang kukenal namun kumenerima semua itu. Perbuatannya sungguh merobek sanubari tapi semuanya diredam oleh cinta yang begitu dalam padanya. Tak peduli ia telah menimbun duri dihidup hatiku masih tak punya alasan yang kuat tuk meninggalkannya. Magic apa yang telah ia tebarkan ? mungkin dulu ibunya bermimpi berkencan dengan Hosea dan Yusuf hingga Ia bertahta layaknya raja direlung cintaku. Aku ingin melepasnya tapi tak semudah saat aku jatuh hati padanya. Sangatlah susah bagiku. Mungkin Tuhan telah merakit perahu hatiku tuk menjadi pemujanya. 

   Aku kerap meminta kepastian namun ia hanya berkata sabar dan hanya sabar kadang Ia mengabaikan pesanku bahkan mendiami aku sampai berminggu minggu. Aku butuh bahu tuk bersandar butuh cangkir tuk tuangkan piluhku. Aku tak kuat dan ingin rasanya mengakhiri hidupku. Aku memutar kisah itu pada sosok wanita tua yang duduk disampingku. Dia tersenyum tipis mungkin dia merasa betapa tololnya aku. Yah aku memang tolol dan itu menjadi senyawa paling kompleks yang kini bertahta di benakku.

  " Bisa kau berikan padaku alasan mengapa cintamu mengalir begitu deras pada  lelaki Ijas itu?" tanya wanita tua itu. Aku terdiam memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaannya. "Aku tak tahu alasan dibalik kumencintainya segalanya meluap begitu saja dari palung hatiku. Satu satunya alasanku hanya ingin membawanya ke gereja dan mengucapkan janji nikah."

" Wow ... cinta memang semenawan itu tapi kadang memancarkan gemerlap yang dapat menyilaukan mata, melumpuhkan logika dan mematikan cahaya hanura. Kau harus bijak Ndu agar tak terjebak kilaunya." Dia memegang tanganku erat matanya berbinar hendak meneteskan hujan renai. Katanya Dia kagum dengan cinta yang bernaung di hatiku tetapi dia terus memberikan titah padaku. 

   " Cinta memang lebih terang dari surya lebih besar dari Jupiter. Tetapi kau harus ingat terangnya siang bisa dihalau oleh kabut dan besarnya Jupiter tak bisa sepenuhnya dihuni oleh manusia. Kuharap kau paham maksudku Ndu!" Aku menunduk tersipuh penuh tanya. Apa aku berlebihan dalam mencintainya hingga logika seakan sirna dari belahan otakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun