Mohon tunggu...
Orlyy (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)
Orlyy (⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠) Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa di suatu sekolah

Hobi saya menggambar dan menyanyi 🍄

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan bersama Seragam Putih Biru

4 Desember 2022   19:25 Diperbarui: 4 Desember 2022   19:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku membuat grupnya, dan Nao menambahkan teman-teman yang lainnya. "Halo semua, jadi ini grup kelas kita, isinya kita-kita aja kok, semoga kita bisa jadu lebih akrab ya," ucap Nao. Hal ini disambut baik oleh teman-temanku.

Karena pada saat itu pembelajaran masih dilakukan secara daring, kami sering bertukar informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekolah. Kami juga sering membahas hal yang tidak penting. Kami menjadi sangat dekat antar satu sama lain, hampir tidak bisa terpisahkan.

Pertengahan Bulan September, sekolah secara tatap muka mulai diterapkan. Walaupun masih menggunakan sistem shift, kami sangat menanti untuk bertemu dengan satu sama lain secara langsung.

Di hari pertama sekolah tatap muka, Bu Tia memperkenalkan dirinya kembali. Kemudian, beliau meminta siswa siswi kelas VIII J untuk memperkenalkan diri kami masing-masing. Setelah itu, kami menjalani sekolah seperti biasanya.

"Ah belajar IPS, males banget, mana nilai pas kelas VII anjlok lagi," Aku bergumam sendiri sembari bermalas-malasan di mejaku. Sejak nilai IPS-ku menurun, aku tidak menyukai mata pelajaran IPS lagi. Itu merupakan anggapanku sebelumnya. Pola pikir tersebut berubah setelah aku belajar IPS bersama Bu Tia.

Metode pembelajaran Bu Tia memang menyenangkan, sehingga kami mudah untuk mengingat dan memahami apa yang disampaikan. "Wah, seru ya IPS sekarang, ngerti banget sama penyampaian ibuknya," ucapku kepada teman-temanku. Mereka mengangguk dan mengatakan bahwa mereka tidak mudah lupa dengan apa yang telah disampaikan Bu Tia.

Ketika memasuki materi baru, Bu Tia akan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan materi tersebut. Kemudian, beliau akan menjelaskannya di depan kelas serinci-rincinya. Setelah selesai menerangkan suatu bagian, Bu Tia akan memberikan kesempatan kepada beberapa orang untuk mengulangi kembali apa yang telah beliau jelaskan.

Selain itu, Bu Tia merupakan guru yang tidak pelit dengan nilai. Terkadang, hanya dengan menjawab pertanyaan yang mudah, beliau akan memberikan kami poin tambahan. Beliau juga sering mengadakan kerja kelompok agar kami lebih mengerti dan dapat mengingat materi yang disampaikan.

Karena Bu Tia, IPS menjadi salah satu mata pelajaran favoritku. Selain itu, aku juga menyukai fikih. Metode pembelajaran Pak Khairun juga mudah untuk dipahami.

Sebelum masuk ke materi baru, Pak Khairun akan menyuruh kami untuk meringkas materi tersebut. Di sekolah, beliau akan memberikan waktu beberapa menit untuk membaca kembali apa yang telah diringkas dan menentukan siapa yang akan menjawab pertanyaan dari beliau. Terkadang, beliau akan menjelaskan beberapa materi dengan menggunakan peta konsep.

Siswa yang menginginkan nilai tambahan akan diberikan kesempatan untuk maju ke depan dan menjelaskan materi tertentu. Sama seperti Bu Tia, Pak Khairun akan memberikan poin tambahan kepada siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Soal-soal UH fikih pun menggunakan kalimat yang mudah dipahami. b

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun