Mohon tunggu...
Ony Jamhari
Ony Jamhari Mohon Tunggu... profesional -

Ony Jamhari adalah Entrepreneur, Travel Writer, and Educator FB Page: Travel with Ony Jamhari Instagram and Twitter: @ojamhari or @alsjuice

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ayo Nonton Tari Kecak dan Barong di Bali

4 Januari 2014   20:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_313616" align="aligncenter" width="471" caption="Penari Bali"][/caption]

Perjalanan ke Bali Indonesia Travel pada akhir bulan Desember lalu menjadi perjalanan yang sangat berkesan dari beberapa perjalanan di tanah air pada tahun 2013.  Akhirnya keinginan saya untuk menonton pertunjukan tari di Indonesia kesampaian juga. Dalam lima tahun terakhir saya banyak menonton pertunjukan musik Korea (K-POP). Hal itu karena selain saya tinggal di Korea, juga banyak teman-teman dari Indonesia yang datang khusus ke Korea untuk menonton konser musik tersebut. Mereka tidak berkeberatan membayar mahal untuk itu.

Setiap kali, saya selalu bertanya kepada mereka apakah pernah menonton pertunjukkan seni di Indonesia saat ini? Sebagian dari mereka yang umumnya adalah anak muda menjawab tidak pernah. Mungkin benar bahwa memang tidak banyak pertunjukan kesenian yang diadakan di Indonesia atau mungkin juga karena kurang promosi. Dari semua itu harus saya akui bahwa semakin sedikit anak muda yang tertarik untuk belajar dan menikmati kebudayaan kita sendiri. Tentunya hal ini sangat disayangkan karena pada hakekatnya kekayaan Indonesia begitu berlimpah.

Rasa cinta dengan tanah air bisa muncul dari banyak hal. Bagi saya mendapat kesempatan untuk mewakili Indonesia di sebuah program pertukaran pemuda Indonesia dan Australia tiga belas tahun lalu adalah awal pertama saya belajar langsung mempromosikan Indonesia ke luar negeri. Kala itu saya mendapatkan orientasi penuh selama dua minggu dan digembleng oleh para senior dan tenaga profesional untuk belajar menari Indonesia. Kebanyakan dari kami tidak bisa menari Indonesia kala itu. Saya pun akhirnya juga tidak lolos menjadi tim penari Saman.

[caption id="attachment_313620" align="aligncenter" width="448" caption="Mahasiswa Indonesia Menari di Korea Selatan "]

13888404451677266403
13888404451677266403
[/caption] Hal itu tidak membuat saya patah semangat karena menari memang perlu bakat, latihan, dan kerja keras. Namun setidaknya saya selalu kagum dan menghargai setiap orang yang ingin mengenalkan kebudayaan dan kekayaan Indonesia di kesempatan apa saja. Jangan sampai nanti generasi penerus kita tidak tahu tentang budaya Indonesia. Budaya yang sudah ada harus dilestarikan dan dijaga dengan sebaik-baiknya. Memang tidak mudah, tetapi setidaknya kita bisa ikut mengenalkannya atau menjadi penikmat dari kebudayaan kita sendiri.

Selama dua hari di Bali, saya mendapat kesempatan untuk menonton dua pertunjukkan tari di dua tempat wisata yaitu Uluwatu dan Batu Bulan, Gianyar.

Tari Kecak di Uluwatu Bali

Hujan masih turun ketika saya sampai di Uluwatu pada sore hari tersebut. Uluwatu terletak di bagian selatan pulau Bali dan merupakan daerah yang sangat indah. Di tempat ini pengunjung dapat melihat pemandangan Pura yang teletak di tebing batu yang menghadap ke arah laut. Selain itu pengunjung juga dapat menikmati hutan kecil yang di dalamnya banyak terdapat kera. Bermain dengan hewan-hewan  ini juga memberikan keasyikan tersendiri.

Tepat pukul enam sore dengan membayar tiket seharga Rp. 70.000 saya bergabung dengan ratusan orang, kebanyakan orang asing yang sudah memadati panggung pertunjukan terbuka untuk melihat Tari Kecak. Tari Kecak adalah tarian yang sangat unik karena tidak diiringi alat musik tetapi hanya diiringi dengan paduan suara dari para penarinya. Ada kurang lebih 70 penari pada sore hari tersebut. Lewat selembar brosur, saya dapatkan informasi mengenai inti dari pertunjukan Tari Kecak.

[caption id="attachment_313624" align="aligncenter" width="454" caption="Tari Kecak di Uluwatu "]

13888405801281054146
13888405801281054146
[/caption] Pada intinya, ada unsur “kejahatan” dan “kebaikan” dibalik Tari Kecak. Jalanan cerita terbagi  dalam lima babak atau adegan. Setiap adegan adalah gambaran cerita dalam Epos Ramayana. Sri Rama seorang putra mahkota kerajaan Ayodya diasingkan oleh ayahandanya, Sang Prabu Dasarata karena akal jahat dari Dewi Kakayaki, ibu tirinya.  Di dalam hutan Sri Rama ditemani oleh adik laki-lakinya, Laksamana dan istrinya Dewi Sita. Hal ini diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) yang bersifat jahat.

Rahwana terpikat oleh kecantikan Dewi Sita. Ia lalu membuat upaya untuk menculik Dewi Sita dan membawa kabur ke Alengka Pura. Akhirnya usahanya berhasil. Rama dan Laksamana berusaha menolong Sita dari cengkeraman raja yang kejam itu. Atas bantuan tentara kera di bawah panglima Hanoman mereka berhasil mengalahkan bala raksasa  Rahwana. Keluarga itupun akhirnya dapat bersatu kembali.

[caption id="attachment_313627" align="aligncenter" width="484" caption="Penonton memadati Uluwatu "]

13888406851875970619
13888406851875970619
[/caption] Tari Barong di Batu Bulan Gianyar, Bali

Batu Bulan merupakan daerah yang sangat kaya akan budaya tradisional Bali. Di sini terdapat beberapa sanggar kesenian Bali yang mementaskan Tari Barong. Pagi tersebut saya sudah sampai di tempat pementasan berupa panggung terbuka. Saya begitu kaget karena bangku pertunjukan hanya terisi tujuh orang dari kurang lebih seratus bangku yang tersedia. Umumnya mereka adalah para turis asing juga.

Saya bertanya kepada pemandu wisata saya mengapa tidak banyak turis Indonesia yang menonton pada hari itu. Beliau menjelaskan bahwa karena tidak musim liburan  sekolah. Selain itu harga tiket sebesar Rp. 100.000 juga dirasa masih sangat mahal. Walaupun hanya terisi tujuh orang pertunjukan tari tetap terus berlangsung. Saya pun sangat menghargai hal ini karena membuktikan akan sikap profesional mereka dalam bekerja.

[caption id="attachment_313628" align="aligncenter" width="518" caption="Salah satu penari dalam Tari Barong "]

13888408171705672786
13888408171705672786
[/caption] Iringan gamelan Bali yang sangat rancak membuka pertunjukan Tari Barong diikuti kemudian oleh beberapa penari yang menari dengan gerakan yang sangat atraktif. Hampir sama dengan Tari Kecak, Tari Barong juga mengambarkan kebajikan dan kebatilan. Dalam Tarian Barong, Barong diibaratkan binatang purbakala yang melukiskan "kebajikan"dan Rangda adalah binatang purbakala yang maha dasyat yang mengambarkan "kebatilan". Cerita ini juga dibagi dalam lima babak.

Adegan dimulai ketika Dewi Kunti berperang dengan Rangda. Dia diminta oleh Rangda untuk menyerahkan Sadewa, anaknya sebagai korban untuknya. Sebagai seorang Ibu dia tidak tega dan ingin menyerahkan anaknya. Namun demikian karena kesaktian Rangda, dia memasukkan roh jahat ke dalam tubuh Dewi Kunti dan mempengaruhi pikirannya. Turunlah Dewa Siwa yang memberikan keabadian hidup kepada Sadewa. Rangdapun tidak bisa membunuh Sadewa.

[caption id="attachment_313630" align="aligncenter" width="504" caption="Adegan dalam Tari Barong "]

13888409146801869
13888409146801869
[/caption] Rangda dan Sadewa berubah wujud menjadi beberapa karakter dan terus berperang.  Tetapi keduanya tidak bisa mengalahkan satu dan lainnya. Terakhir Sadewa menjelma menjadi (Barong) dan dia juga tetap tidak bisa mengalahkan Rangda. Perkelahian ini berlangsung secara abadi seperti kebaikan dan kebalitan yang selalu ada dalam dunia ini.

Sambil menonton pertunjukan tari kita bisa belajar tentang arti kehidupan yang sebenarnya. “Kebaikan” dan “Keburukan” pasti selalu ada dalam hidup kita.  Keburukan pasti akan dapat dikalahkan oleh kebaikan. Manusia juga akan selalu diingatkan bahwa mereka tidak akan pernah rugi jika dapat membuat kebaikan tidak saja untuk diri sendiri, keluarga, tetapi juga orang lain. Bantuan akan dapat mereka dapatkan dari siapa saja yang membuat kebajikan.

(Daejeon, Korea Selatan, 6 Januari 2014)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun