Mohon tunggu...
Gregorius Nggadung
Gregorius Nggadung Mohon Tunggu... Penulis - Onsi GN

Mahasiswa Universitas Nusa Cendana, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dari Meja Tanpa Kaki : Kita Bersaksi

28 Januari 2021   18:58 Diperbarui: 7 Maret 2021   16:27 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Terima kasih Bu" (ucap Vinsen dengan suara yang halus dengan tanpa sadar air matanya menembus kelopak-kelopak matanya)

Sebulan kemudian persiapan kampanye mulai mendesak untuk harus diadakan

"Pak bagaimana dengan kampanye esok segala persiapan sudah matang?"

"Tenang Bu lihatlah malam ini pendukung kita penuhi rumah kita ini tanpa kita undang". "Itu tandanya kita tidak jalan sendiri Bu". "Yang paling penting Bu, kita selalu bersikap baik kepada mereka dan selalu mendengar permintaan mereka apabila bapak terpilih menjadi dewan perwakilan rakyat" . "Tentu mereka tahu kepada siapa harapan mereka disalurkan?" "Tetap tenang ya Bu". "Doa ibu, bapak harapkan" ( jawab Vinsen sambil memeluk istrinya)

Hari yang ditunggu-tunggu kini sudah di depan mata. Lautan manusia memadati lapangan untuk menyaksikan sambil mendengar visi-misi dari pak Vinsen.

"Yang paling terpenting saya ingin mengubah keadaan wilayah kita ini dari kecamatan sampai pada kemajuan desa". "Lihatlah selama ini desa kita dalam ketertinggalan. Saya ingin mengubah semuanya itu dalam tugas jika saya terpilih" ( ungkap Vinsen membunuh keraguan masyarakat dan membuat masyarakat lebih percaya karena ucapan itu adalah titik fokus permasalahan)

"Hidup Vinsen".."hidup Vinsen".."hidup Vinsen" (teriak pendukung yang mengenakan kaos yang bertuliskan Vinsen lantik)

Tidak lama kemudian calon dewan dari desa tetangga datang dengan menyamar menjadi seorang penjual kripik pisang. Namun hal itu diketahui Vinsen ketika tim suksesnya memberitahukan itu kepada Vinsen. Namun Vinsen tidak terbawa dalam emosi dia hanya meluapkan itu dalam kata-kata yang penuh kritikan.

"Di daerah pilihanmu kau jayakan jalan bagi tikus untuk merenggut padi-padi para petani". "Di sini daerah pilihanmu juga, tapi kenapa kami kau pojokkan tanpa kau perhatikan sedikit pun". "Berhentilah menyamar kawan" (tutup Vinsen dalam pidatonya)

"Hidup dan lantik Vinsen" (teriak para pendukung Vinsen sambil meninggalkan tempat kampanye dan berarak menuju rumah calon wakil mereka)

Yang terjadi dengan calon dewan dari desa tetangga adalah memberi berita yang buruk kepada masyarakat agar semuanya tidak memilih Vinsen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun