Mohon tunggu...
Ongky Hojanto
Ongky Hojanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembicara Seminar | Book Writer | Public Speaker Trainer | NLP Trainer

Selanjutnya

Tutup

Money

Sejarah Public Speaking

4 Juli 2013   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:02 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sekitar 2.500 tahun yang lalu di Athena kuno, para pemuda diminta untuk memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Selama waktu itu Socrates (c.469-3998 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) mengajarkan murid mereka filsafat dan retorika. Retorika menurut Plato adalah "seni memenangkan jiwa oleh wacana."

Demokrasi saat berkembang saat itu semua warga harus mampu berbicara dalam legislatif dan bersaksi di pengadilan. Warga bertemu di Sidang besar di pasar (agora) untuk membahas isu-isu perang dan ekonomi dan politik.Ditambah dengan lembaga Pengadilan Rakyat oleh Sage, Solon, di 594-593 SM, dimana warga bisa membawa keluhan-keluhan mereka ke pengadilan dan berdebat kasus mereka. Saat itu, tidak ada pengacara dan karena orang sering menggugat satu sama lain , sehingga penting bagi setiap warga negara untuk memiliki kemampuan komunikasi untuk dirinya dan keluarganya.

Aristoteles mengidentifikasi unsur-unsur dasar dari pidato yang baik dan persuasi sebagai Ethos, Logos, dan Pathos. Ethos (kredibilitas, keterpercayaan) dari pembicara menurut Aristoteles sangat penting, Logos (logika) dibalik semua penjelasan yang dipaparkan oleh pembicara, isi dari presentasi haruslah valid dan jelas dan pathos (daya tarik emosional) ini adalah unsur penting untuk membangun hubungan antara pembicara dan pendengar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun