Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Detik Cinta

28 Mei 2022   01:05 Diperbarui: 28 Mei 2022   01:11 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://www.boredart.com

Kau sebut aku mimpi
Meski bernadi

Kau lihat aku serupa kupu-kupu
Tak mampu terbang di buta malam

Aku juga bukan embun
Yang sirna dicium cahaya pagi

Aku bukan sajak yang tertulis ulang
Juga bukan kata-kata yang bertikai

Tubuhku hanyalah arloji tua
Tempat harapan berbuah di dahan waktu
Dan pagi tak pernah ragu menyapa
meski dilukai hujan

SINGOSARI, 28 Mei 2022

Sumber gambar https://www.boredart.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun