Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Bisa Kumengerti

19 Mei 2022   22:29 Diperbarui: 28 Mei 2022   01:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar https://www.galeriebloom.com

Entahlah,
Tiba-tiba rindu berhenti di dada
Mengikat batang-batang kenangan
Mendadak jalanan sunyi
Apakah ini beban?
Tapi mengapa ingin kupanggul semua?

Tak Bisa Kumengerti

Masih kuingat
Embun di sudut matamu
Lekas pergi bersama musim
Untuk melunasi segala pedih
Lalu kau hanya samar-samar lanskap cuaca
Apakah kemarau menghela panas?
Mengapa pula kuteguk sisa air mata hingga tandas?

Tak Bisa Kumengerti

Terkadang pedih serupa kata yang membisu
Terkadang rindu serupa api yang menyisakan abu
Terkadang cinta serupa cahaya matahari yang keluar masuk jendela
Terkadang takdir serupa sajak yang tak bisa ditafsirkan 

Tetap saja, semuanya tak bisa kumengerti

SINGOSARI, 19 Mei 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun