Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jogging

Sesungguhnya aku tiada, hingga Tuhan membenamkan cinta di relung rusuk

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pagi Telah Mengakhiri Malam

3 Juli 2020   19:15 Diperbarui: 4 Juli 2020   18:17 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam berbenah ornamen gulita. Gigil berkabut sebagai tinggalan malam. Pengantar kata perpisahan siap dipersembahkan. Menjumpai hari-hari yang mulai menderu meski pancaroba dibalik bukit.

Pagi telah membuka mata. Segenap hangat mengiringi ujung daun berembun dengan semangat rindu menghadiri undangan bumi. Bahwa hidup diatas bumi akan kembali kedalam bumi.

Sebuah waktu yang terbelah oleh gelap dan terang. Membuat kesepakatan dalam menafsirkan hikayat-hikayat, sabda serta takdir.

Pagi hanyalah pembuka harapan. Setelah semalam keinginan dititipkan pada langit berharap esok tak gelap serta jauh dari senyap.

Seperti halnya anak yang beranjak dewasa, suatu saat cinta menghampiri bukan untuk menyakiti, namun saling memberi hingga mati.

Hidup seperti menjumpai duka, padahal sesungguhnya bahagia. Sebab Tuhan telah mengasihi kita dari segala penjuru.

SINGOSARI, 3 Juli 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun