Mohon tunggu...
SANTOSO Mahargono
SANTOSO Mahargono Mohon Tunggu... Pustakawan - Penggemar Puisi, Cerpen, Pentigraf, Jalan sehat, Lari-lari dan Gowes

Pada mulanya cinta adalah puisi. Baitnya dipetik dari hati yang berbunga

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hadiah Ulang Tahun dari Jingga

29 Februari 2020   14:46 Diperbarui: 29 Februari 2020   14:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.abc.net.au/

Saat duduk di tepi senja, kulihat jingga menari diantara bayang-bayang daun. Ia tengah menikmati alunan angin yang memainkan orkesta petang. Seperti biasa setiap pergantian waktu selalu meninggalkan kenangan. Siapa yang merawat jingga jika bukan kenangan sendiri? Begitu juga dengan kenangan, ia selalu menari di pikiranku. "Mengapa dulu kubiarkan dirimu kecewa?" Ah, seandainya waktu bisa kuraih dengan jemariku, betapa aku ingin menjaga cintamu. 

Aku ingin memberitahu jingga. Namun aku sedikit malu, sebab meskipun sudah tua tapi selalu berharap ada pesta kecil untuk perayaan ulang tahunku. Apalagi aku juga masih suka menerima kejutan, hadiah, dan do'a umur panjang. Kini baru kusadari, kejutan sederhana darimu sungguh berarti bagiku.

Kulambaikan tangan pada jingga untuk mendekat. Namun jingga menampik. Kubuka jendela seraya memanggilnya sampai parau. Tapi tetap saja, jingga malah melaju lalu tak sempat menoleh ke belakang.  

Saat duduk di tepi petang, nampak bayang-bayang berjalan terhuyung mendekatiku. Ia membawa hadiah penuh kecemasan. Bungkusnya kusam. Baunya masam. "Selamat akhir tahun, semoga kau sudi menerima hadiah ini."

"Ah, lain kali saja, aku masih ingin memanggil jingga," kataku.

"Akulah jingga, sengaja kutinggalkan dirimu untuk mengambil hadiah, sekarang terimalah hadiah ini."

Aku tak bisa minta tolong pada siapapun, hadiah ini terlalu berat, membuatku tergeletak sunyi dikerubung beku.

SINGOSARI, 29 Februari 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun