Mohon tunggu...
Haryadi Yansyah
Haryadi Yansyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

ex-banker yang kini beralih profesi menjadi pedagang. Tukang protes pelayanan publik terutama di Palembang. Pecinta film dan buku. Blogger, tukang foto dan tukang jalan amatir yang memiliki banyak mimpi. | IG : @OmnduutX

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyongsong Keutamaan Sport Tourism, Buaq Ate Kembang Mate Hai Mandalika!

18 November 2021   09:36 Diperbarui: 18 November 2021   09:54 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bulan Teriq Tipaq Iwaq."

Peribahasa yang disampaikan dalam bahasa Sasak yang bermakna, "Bulan Jatuh ke Pangkuan" itu dapat diartikan sebagai "Mendapatkan Keberuntungan" dan kalimat itu sepertinya cukup menggambarkan apa yang dirasakan oleh penduduk Nusa Tenggara Barat yang dianugerahi panorama yang sedemikian indah.

Ada banyak kawasan wisata di NTB yang sejak lama digandrungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Mandalika, kawasan seluas 20 ribu hektare yang berlokasi di Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satunya.

Sejak 2017, tempat yang namanya diambil dari nama seorang putri dalam cerita rakyat ini bahkan sudah resmi ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

Tak hanya itu, bersama Borobudur, Labuan Baju, Likupang dan Danau Toba, kini Mandalika juga sudah dikukuhkan sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas/Destination Super Priority atau DSP Mandalika yang keputusan ini diinstruksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo.


Memangnya, apa saja keiistimewaan dari Mandalika ini?

Secuil Surga Dunia di Indonesia

Dari Bandara Internasional Lombok Zainuddin Abdul Majid (LOP), untuk ke Mandalika, jaraknya sekitar 24 km. Tidak terlalu jauh, namun dengan adanya Jalan Utama Bypass yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) jarak tempuh dari bandara ke Mandalika yang tadinya memakan waktu hingga 45 menit kini dapat dijangkau dalam waktu 15 menit saja.

Tentu saja ini dilakukan untuk mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Mandalika sebagai destinasi pariwisata kelas dunia.

Ada banyak tempat wisata alam yang ditawarkan di sekitaran Mandalika. Bagi saya yang tinggal di provinsi yang tak memiliki pantai, tentu saja kawasan pantainya terasa mewah.

Sumber: Indonesian Travel
Sumber: Indonesian Travel

Deretan pantai berpasir putih yang indah banyak terdapat di sana. Misalnya saja Pantai Kuta Mandalika, Pantai Seger, Pantai Tanjung Aan, Pantai Serenting, Pantai Selong belanak, Pantai Gerupuk dan sebagainya.

Masing-masing pantai ini punya ciri khas masing-masing . Misalnya, Pantai Seger yang punya kisah menarik tempat upacara Bau Nyale dilangsungkan. Dalam bahasa Sasak, "Bau" berarti "Menangkap" sedangkan "Nyale" sendiri berarti "Cacing Laut".

Tradisi yang mempunyai nilai sakral ini biasanya diadakan sekitar Februari dan Maret dan berkaitan dengan legenda Putri Mandalika yang terkenal akan kecantikannya saat ia menjelma menjadi cacing laut saat dulu ia diperebutkan oleh pangeran-pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok.


Masih di sekitaran Mandalika, terdapat sebuah bukit yang menawarkan panorama laut, pantai dan perbukitan yang dapat dilihat dari ketinggian. Nama tempatnya Bukit Merese atau juga disebut dengan Bukit Cinta.

Ini adalah salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan proses matahari terbit dan terbenam. Jika beruntung, pengunjung dapat juga berfoto dengan hewan ternak warga --sapi atau kerbau, yang dapat memberikan nuansa berbeda nantinya saat diabadikan lewat lensa kamera. What a Wonderful Indonesia!

panorama-bukit-merese-6195b87706310e6a20363b02.png
panorama-bukit-merese-6195b87706310e6a20363b02.png
Sumber: akun Instagram (terlampir)Selain wisata alam, tak jauh dari Mandalika juga terdapat beberapa desa tradisional yang unik. Desa pertama yakni Desa Adat Sade yang merupakan kampung asli Suku Sasak Lombok di mana mereka tinggal dalam rumah tradisional yang terdiri dari beberapa tipe. Rumah bernama Bale Bonter misalnya fungsi sebagai tempat tinggal para pejabat.

Bale Kodong difungsikan bagi para lansia atau pasangan yang baru menikah namun belum memiliki tempat tinggal. Sedangkan Bale Tani merupakan rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat pada umumnya.

Sumber: Lombok.com
Sumber: Lombok.com

Sumber: Insanwisata.com
Sumber: Insanwisata.com

Menariknya, rumah-rumah ini lantainya dilumuri dengan kotoran sapi/kerbau dan dilakukan secara berkala dengan tujuan menguatkan lantai dan mencegah serangga untuk masuk ke dalam rumah. Unik, ya! Bagi yang mau berburu kain tentun khas Desa Sade pun dapat dibeli di sini karena sebagian besar warganya membuat kain tersebut.

Desa adat kedua yang tak kalah menarik ialah Desa Adat Ende. Sebetulnya desa ini tak jauh berbeda dengan Desa Sade. Keduanya sama-sama merupakan tempat asli Suku Sasak bermukim.

Secara bentuk rumah juga mirip dan di Desa Ende dan mereka juga melumuri lantainya dengan kotoran sapi/kerbau. Yang membedakan, di Desa Ende pengunjung dapat melihat atraksi Tarung Presean dan juga Gendang Beleq.

Sumber: Wisatadilombok.com
Sumber: Wisatadilombok.com

Presean merupakan tari pertarungan yang memperlihatkan pertarungan dua laki-laki bersenjatakan rotan dan tameng yang terbuat dari kulit kerbau. Selain dimaksudkan untuk meminta hujan, tarian/atraksi ini juga bertujuan untuk pembuktian akan ketangkasan, ketangguhan dan keberanian lelaki Suku Sasak. Keren, ya!

Dari Mata Turun ke Perut

Semua keindahan dan kenikmatan itu idealnya terjadi dari mata turun ke hati.

Namun, rasanya tak ada cara lain yang lebih menancap untuk menyenangkan hati selain dengan cara memanjakan perut. Betul, kan?

"Kudu nyobain Sate Rambige. Nggak ada obat!"

Itu komentar salah satu teman mengenai kuliner yang ada di Mandalika. Sebagai pecinta semua jenis sate, saya pribadi penasaran dengan sate yang diolah dengan bumbu khas Suku Sasak ini. Konon, rasanya pedas dengan sedikit rasa manis.

Uniknya, daging sapinya sudah lebih dulu diolah bersama bumbu sebelum dimasak. Sate Rambige ini juga makin lengkap dimakan dengan ketupat berbentuk kerucut. Sate lain yang juga khas di Lombok yakni Sate Bulayak. Bedanya, Sate Bulayak dimakan bersama lontong yang dimasak dengan bungkus daun aren.

Desain: Haryadi Yansyah
Desain: Haryadi Yansyah

Saya pecinta makanan pedas. Di Lombok, ada satu sambal khas yakni Sambal Beberuk Terung yang juga menggugah rasa penasaran. Sepertinya cocok dimakan bersama Nasi Balap Payung, Ayam Rarang, Ayam Taliwang, Plecing Kangung dan Sayur Ares.

Nah, kalau mau makanan yang berkuah, tentu saja Soto Mandalika dapat dijadikan pilihan. Slrupp!

Jika perut kenyang, hati pun riang. Nah, jalan-jalan siap dilanjutkan kembali, bukan? Kenapa nggak coba wisata olahraganya? Yuk!

Mendorong Sport Tourism Menjadi Andalan Utama Mandalika

Dengan sederet pahatan alam dari Sang Pencipta, tentu saja kita dapat memanfaatkannya untuk berwisata sekaligus berolahraga. Dengan beragamnya pantai yang tersedia, berbagai jenis olahraga air dapat dilaksanakan menyesuikan jenis-jenis pantai itu sendiri.

Bagi yang gemar surfing, maka hal itu dapat dilakukan di Pantai Gerupuk atau Pantai Seger yang dikenal dengan ombaknya yang pas untuk berselancar.

Desember tahun lalu, Mandalika Hotel Association (MHA) bekerjasama dengan Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) sukses mengadakan kompetisi selancar ombak tingkat nasional bertajuk MHA Open 2020 Surfing Competition.

Walau bukan anak pantai, jika berkesempatan ke laut, tentu saja saya tidak akan melewatkan untuk berenang. Lebih seru lagi jika saya dapat snorkeling.

Nah, di Pantai Tanjung Aan, pantai yang langsung menghadap Samudera Hindia dan memiliki air yang jernih kebiruan ini, terdapat titik snorkeling yang menawarkan keindahan biota bawah lautnya.

Sumber: Lombokkita.com
Sumber: Lombokkita.com

Ada satu jenis olahraga lagi yang belum pernah saya lakukan namun selalu bikin penasaran yaitu paragliding, aksi "terbang" menggunakan parasut. Nah rupanya di Kuta Mandalika Lombok, kegiatan ini dapat dilakukan.

Sudah ada beberapa kelompok usaha yang menyediakan jasa paralayang ini. Tentu saja diiringi dengan kelengkapan peralatan dan pilot tandem yang mumpuni. Di tahun 2019 bahkan sempat diadakan kejuaraan paralayang bertajuk Paragliding Trip of Indonesia (Trol) Seri ke-III yang diikuti oleh banyak peserta.

Selain kondisi alam yang prima, usaha pemerintah daerah dan pusat dalam membangun berbagai fasilitas penunjang sport tourism ini patut diacungi jempol sehingga olahraga alam dapat dikombinasikan dengan olahraga.

Dengan adanya jalan yang mulus di sepanjang bibir pantai, memungkinkan untuk dilakukan olahraga triathlon yang berbasis endurance atau daya tahan yang menggabungkan tiga cabang olahaga berbeda yaitu berenang, bersepeda dan berlari.

Sumber: Indonesian Travel
Sumber: Indonesian Travel

Bulan Oktober lalu, telah diselenggarakan HK Endurance Challenge 2021: Lombok Series yang diikuti oleh 100 peserta dari 18 negara termasuk Indonesia! Hebat, bukan?

Dengan kondisi jalan yang baik, di bulan Februari tahun depan akan diadakan Balap Sepeda L'Etape Indonesia by Tour de France yang ditargetkan akan diikuti oleh 1500 peserta.

"Peluncuran sepeda L'Etape Indonesia ini menjadi awal kebangkitan kita dan optimisme," ujar Sandiaga Uno.

Kebayang dong berapa banyak jumlah wisatawan yang akan memadati Mandalika?

Sirkuit dengan Tiga Rekor Muri

Bicara mengenai sport tourism di Mandalika, tentu saja saya harus membahas keberadaan Sirkuit Mandalika yang kini menjadi sorotan utama media. Beberapa tahun lalu, sempat direncanakan pembangunan sirkuit Jakabaring di Palembang. Awalnya, saya bahagia dan bangga. Sayangnya, pembangunan ini batal setelah munculnya sederet kendala.

Beruntunglah kemudian NTB berhasil membangun sirkuit dengan nama resmi Pertamina Mandalika International Street Circuit ini --dinamakan demikian sebab pembangunannya menghabiskan dana 1,1 triliun dibantu oleh BUMN (Pertamina dan Bank Himbara) tanpa pakai dana APBN, sehingga dengan luas keseluruhan area 1.035,67 hektare sirkuit ini memiliki daya tampung hingga 138 ribu penonton!

Beberapa hari lalu Presiden Joko Widodo berkesempatan hadir untuk meresmikan Sirkuit Mandalika yang dalam waktu dekat akan jadi arena balap kejuaraan dunia Superbike World Championship atau World SBK (WSBK).

Tak hanya melakukan seremonial, Jokowi bahkan menjajal sirkuit itu dan melintasinya menggunakan motor gede.


Jadi nggak sabar kan untuk melihat kejuaraan Moto GP di 18-20 Maret 2022 nanti. Nggak perlu jauh-jauh ke luar negeri, cukup di Indonesia aja! 

Pembalap-pembalap kelas dunia macam Marc Marquez, Maverick Vinales atau Fabio Quartararo hampir dapat dipastikan akan menjajal sirkuit yang sejauh ini telah memperoleh 3 rekor dari MURI ini.

Rekor itu mencakup, pertama sebagai sirkuit dengan Pembangunan Lintasan Tercepat, kedua Pembangunan Sirkuit Pertama Standar FIM, serta yang ketiga yakni Pengaspalan Menggunakan Teknologi Building Information Modelling (BIM) dengan volume terbanyak.

Sumber gambar: Kompas, desain: Haryadi Yansyah
Sumber gambar: Kompas, desain: Haryadi Yansyah

Sirkuit Mandalika yang menjadi bagian dari KEK Mandalika ini diprediksi mampu menarik investasi hingga Rp.28,63 triliun pada 2025 nanti dan diperkirakan akan menyumbang Rp.7,5 triliun bagi perekonomian nasional.

Penyerapan tenaga kerja juga diprediksi hingga 58.700 orang. Harapannya perekonomian warga sekitar juga dapat meningkat. Kebayang, penginapan, restoran, toko-toko akan bergeliat seiring hidupnya sport tourism di Mandalika ini.

Tak heran, dalam menyokong sport tourism, Mandalika tak ubahnya Buaq Ate Kembang Mate/Buah Hati Kembang Mata yakni "Menjadi Tumpuan Kasih Sayang" tak hanya bagi NTB, namun juga bagi Indonesia.  

Penulis bagian dari Kompasianer Palembang
Penulis bagian dari Kompasianer Palembang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun