Sektor ini tidak diunggulkan untuk mendapat medali awalnya. Tetapi, berkat penampilan impresif dari Greysia/Apriyani, publik mulai optimis kembali. Tampil di final artinya medali sudah di tangan. Amit-amitnya jika kalah, sudah bisa membawa medali perak. Jika menang, tentu saja emas.Â
Tetapi, publik diminta untuk tidak menaruh harapan besar kepada pasangan ini agar mereka tidak terbebani. Sebagai harapan satu-satunya bangsa Indonesia untuk bisa membawa medali emas tentunya merupakan beban yang sangat berat. Terpleset sedikit, lewat sudah.Â
Namun, Greysia/Apriyani ternyata mampu bermain lepas. Harapan pun terkabul. Tampil ngegas sejak awal partai final, Greysia/Apriyani akhirnya berhasil mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Tradisi emas tetap terjaga, sejarah baru pun tercipta.Â
Greysia/Apriyani berhasil menjadi ganda putri pertama Indonesia yang membawa pulang medali emas. Medali keempat Indonesia sekaligus mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.Â
Peluang menambah medali masih terjaga ketika andalan tunggal putra lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, masih akan tampil di laga perebutan medali perunggu.Â
Melawan wakil Guatemala, yang secara mengejutkan bisa sampai di babak semifinal, Ginting akhirnya mengalahkan wakil Guatemala 2 set langsung.Â
Hasil ini menjadikan Ginting sebagai atlet kelima Indonesia yang mempersembahkan medali. Karena Ginting juga adalah atlet terakhir Indonesia yang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, maka medali perunggu yang diperoleh tim bulutangkis menjadi medali terakhir yang bisa dibawa pulang Indonesia.Â
Hasil ini menjadikan Indonesia mengemas sat medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu di ajang Tokyo 2020.Â
Meskipun tidak membawa pulang medali, namun perjuangan atlet-atlet lainnya perlu kita apresiasi juga. Tidak mudah untuk bisa lolos kualifikasi di Olimpiade. Perjuangan yang panjang, sekalipun tidak membawa pulang medali, tentunya sudah membuat kita bangga.Â
Mewakili Indonesia di pesta olahraga terbesar di dunia, empat tahun sekali, tentunya bukanlah kesempatan yang selalu ada bagi setiap orang. Hanya orang-orang yang terpilih saja yang bisa mengisi kuota tersebut.Â
Dari cabang angkat berat, ada atlet Deni yang turun di kelas 67 kg dan juga Nurul Akmal yang hadir di kelas 87 kg. Mereka finish masing-masing di posisi 9 dan juga 5.Â