Mohon tunggu...
William Oktavius
William Oktavius Mohon Tunggu... Lainnya - Welcome to my opinion :)

Just Do It

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Catatan Akhir Indonesia di Tokyo 2020

8 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 8 Agustus 2021   08:54 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: japantimes.co.jp

Pesta olahraga empat tahunan terbesar di dunia akan segera berakhir. Indonesia telah menyelesaikan tugasnya di sini. 28 atlet terbaik Indonesia yang berhak tampil di ajang olahraga terbesar di dunia telah memberikan segala kemampuannaya untuk meraih hasil terbaik di sini. 

Dari 28 atlet yang tampil dalam 8 cabang olahraga, Indonesia berhasil mengonversikannya menjadi satu medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu. Hasil yang tidak terlalu baik sebenarnya, namun tidak bisa dikatakan buruk juga. Walaupun target awalnya adalah meraih posisi finish di 40 besar. 

Namun, hingga tulisan ini dipublikasikan, Indonesia sudah terlempar dari 45 besar. 

Memang, Indonesia patut bersyukur karena bisa meraih medali emas dan mengumandangkan Indonesia Raya di Tokyo. Namun, jika melihat dengan target yang dibebankan, Indonesia memang diharapkan bisa membawa pulang medali lebih banyak dari yang sudah diperoleh.

Meskipun begitu, setiap medali yang bisa dibawa pulang perlu kita syukuri. Atlet kita bisa tetap sehat selama Olimpiade sudah menjadi hal yang baik. Bisa meraih medali adalah bonus, syukur-syukur bisa membawa medali emas. 

Untuk itu, kita perlu melihat kembali bagaimana perjuangan tim Indonesia untuk meraih berbagai medali ini di Olimpiade Tokyo 2020. 

Sempat tertunda selama satu tahun akibat pandemi Covid-19, IOC dan pemerintah Jepang sepakat untuk tetap menyelenggarakan Olimpiade Tokyo 2020. Tanpa adanya penonton yang hadir, Olimpiade kali ini terasa sedikit hampa. 

Di tengah sepinya pertandingan karena tidak ada dukungan penonton, atlet yang bertanding berusaha untuk tetap fokus meraih impiannya. 

Semua atlet yang hadir di sini tentunya mempunyai cita-cita dan mimpi yang sama. Memenangkan medali di olimpiade, kalau bisa mendapat yang emas. Sayangnya, dalam dunia olahraga, tentunya tidak semua orang bisa memperoleh medali. Akan ada yang menang dan akan ada yang kalah. 

Perlu perjuangan ekstra jika ingin memenangi medali. Itu juga yang dialami oleh tim Indonesia. Diwakili oleh 28 atlet, perjuangan Indonesia untuk merebut medali di Tokyo 2020 resmi dimulai. 

Medali pertama Indonesia diraih pada tanggal 24 Juli 2021 oleh Windy Cantika Aisah pada cabang angkat berat. Turun pada kelas 49 kg, Windy berhasil mencatatkan total angkatan sebanyak 194 kg dan berada di posisi ketiga klasemen. Dengan hasil itu, Windy berhak untuk membawa pulang medali perunggu. 

Medali kedua Indonesia dibawa pulang pada tanggal 25 Juli 2021 oleh Eko Yuli Irawan pada cabang angkat berat. Tampil pada kelas 61 kg, Eko mencatatkan total angkatan sebanyak 302 kg. Dengan hasil ini, Eko berhasil menduduki peringkat kedua klasemen dan berhak untuk meraih medali perak. 

Dengan perolehan medali ini, Eko Yuli berhasil menjadi atlet Indonesia pertama yang sukses membawa pulang empat medali olimpiade. Tampil beruntun sejak Beijing 2008, Eko Yuli selalu sukses mempersembahkan medali untuk Indonesia. 

Medali ketiga Indonesia dipersembahkan oleh Rahmat Erwin Abdullah pada cabang angkat berat pada tanggal 28 Juli 2021. Tidak diunggulkan awalnya, penampilan di Tokyo 2020 pun, Rahmat diturunkan di kelas B, di mana kebanyakan atlet di kelas B kurang mampu untuk meraih medali jika dibandingkan kelas A. 

Namun, siapa sangka, total angkatan yang diperoleh Rahmat sebanyak 342 berhasil mencatatkan namanya sebagai peringkat tertinggi ketiga untuk kelas 73 kg. Hasil capaiannya ini bukan hanya melampaui klasemen di kelas B, bahkan bisa bersaing dengan atlet yang ada di kelas A. 

Karena itu, berdasarkan catatan perolehan berat yang diperoleh Rahmat, ia berhak untuk membawa medali perunggu, medali ketiga untuk tim Indonesia. 

Sebagai tumpuan Indonesia untuk meraih medali emas, harapan kini beralih kepada bulutangkis. Tampil konsisten sejak Olimpiade 1992, kecuali pada London 2012, tim bulutangkis selalu berhasil membawa medali emas untuk tim Indonesia. Sayangnya, unggulan 1 dan 2 Indonesia yang bertanding di ganda putra gagal memperoleh medali. 

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon terhenti langkahnya di babak perempat final, sedangkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan finish di posisi empat setelah kalah di babak perebutan medali perunggu. 

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti yang digadang-gadang bisa membawa pulang medali dari sektor ganda campuran juga terhenti langkahnya di babak perempat final. Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, harus mengakui keunggulan lawannya dan terhenti di babak 16 besar. 

Salah satu andalan tunggal putra, Jonatan Christie, juga gagal dan harus menghentikan langkahnya di babak 16 besar. 

Harapan yang digantungkan pupus. Prediksi bisa meraih medali emas di sektor yang paling diunggulkan, gagal. Tentu sudah kepalang panik karena tanggungan medali emas telah sirna. 

Namun, di saat sedang berdoa agar Indonesia bisa meneruskan tradisi medali emas, harapan mulai muncul kembali saat Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasil menembus babak final. 

Sektor ini tidak diunggulkan untuk mendapat medali awalnya. Tetapi, berkat penampilan impresif dari Greysia/Apriyani, publik mulai optimis kembali. Tampil di final artinya medali sudah di tangan. Amit-amitnya jika kalah, sudah bisa membawa medali perak. Jika menang, tentu saja emas. 

Tetapi, publik diminta untuk tidak menaruh harapan besar kepada pasangan ini agar mereka tidak terbebani. Sebagai harapan satu-satunya bangsa Indonesia untuk bisa membawa medali emas tentunya merupakan beban yang sangat berat. Terpleset sedikit, lewat sudah. 

Namun, Greysia/Apriyani ternyata mampu bermain lepas. Harapan pun terkabul. Tampil ngegas sejak awal partai final, Greysia/Apriyani akhirnya berhasil mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. Tradisi emas tetap terjaga, sejarah baru pun tercipta. 

Greysia/Apriyani berhasil menjadi ganda putri pertama Indonesia yang membawa pulang medali emas. Medali keempat Indonesia sekaligus mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo. 

Peluang menambah medali masih terjaga ketika andalan tunggal putra lainnya, Anthony Sinisuka Ginting, masih akan tampil di laga perebutan medali perunggu. 

Melawan wakil Guatemala, yang secara mengejutkan bisa sampai di babak semifinal, Ginting akhirnya mengalahkan wakil Guatemala 2 set langsung. 

Hasil ini menjadikan Ginting sebagai atlet kelima Indonesia yang mempersembahkan medali. Karena Ginting juga adalah atlet terakhir Indonesia yang bertanding di Olimpiade Tokyo 2020, maka medali perunggu yang diperoleh tim bulutangkis menjadi medali terakhir yang bisa dibawa pulang Indonesia. 

Hasil ini menjadikan Indonesia mengemas sat medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu di ajang Tokyo 2020. 

Meskipun tidak membawa pulang medali, namun perjuangan atlet-atlet lainnya perlu kita apresiasi juga. Tidak mudah untuk bisa lolos kualifikasi di Olimpiade. Perjuangan yang panjang, sekalipun tidak membawa pulang medali, tentunya sudah membuat kita bangga. 

Mewakili Indonesia di pesta olahraga terbesar di dunia, empat tahun sekali, tentunya bukanlah kesempatan yang selalu ada bagi setiap orang. Hanya orang-orang yang terpilih saja yang bisa mengisi kuota tersebut. 

Dari cabang angkat berat, ada atlet Deni yang turun di kelas 67 kg dan juga Nurul Akmal yang hadir di kelas 87 kg. Mereka finish masing-masing di posisi 9 dan juga 5. 

Sekalipun tidak membawa medali, namun usaha keras mereka yang sudah ditunjukkan patut diapresiasi. Beralih ke cabang surfing. Rio Waida tampil membela Indonesia di nomor ini. Rio hanya mampu bertahan hingga babak ketiga. 

Selanjutnya, ada cabang menembak, yang diwakili oleh Vidya Rafika Toyyiba. Kemudian, untuk cabang rowing, Indonesia diwakili oleh Mutiara Rahma Putri dan juga Melani Putri. Lalu, pada cabang renang, Indonesia mengirim Aflah Fadlan Prawira serta Azzahra Permatahani. 

Atletik juga turut berpartisipasi. Lalu Muhammad Zohri dan Alvin Tehupeiory tampil di sini. Yang terakhir, dari cabang panahan. Mengirimkan empat atlet, mereka adalah Riau Ega Agatha Salsabila, Alviyanto Prastyadi, Arif Dwi Pangestu, dan Diananda Choirunisa. 

Mereka sudah berusaha memberikan yang terbaik, sayangnya belum beruntung untuk menghasilkan medali. Tetapi, pengalaman berharga yang diperoleh, semoga nantinya bisa menjadi penyemangat untuk berprestasi di ajang lainnya dan di olimpiade edisi mendatang. 

Indonesia memang gagal mencapai targetnya di Olimpiade Tokyo 2020. Tetapi, kabar baiknya, kita tidak pulang dengan tangan hampa. Kita masih bisa mendengarkan Indonesia Raya berkumandang. Tugas selanjutnya bagi pemerintah adalah, mohon perbaiki fasilitas-fasilitas untuk setiap cabang olahraga. 

Jika kita bisa serius dalam melakukan pembinaan serta memperbaiki fasilitas, bukan tidak mungkin di olimpiade yang akan datang, kita bisa menembus 20 besar, bahkan 10 besar. Tidak ada yang mustahil, asalkan semua pihak mau berusaha. 

Pemerintah menyiapkan fasilitas, atlet berlatih dengan baik. Hasilnya akan kita panen nanti, tentunya dengan rasa bangga karena bisa mempersembahkan berbagai macam medali kepada Ibu Pertiwi. 

Sekali lagi, terima kasih untuk seluruh atlet yang sudah berjuang. Selamat bagi yang sudah memperoleh medali, tetap semangat bagi yang belum beruntung. Kesempatan masih ada terbuka di depan, masih ada kejuaraan lainnya yang perlu kalian menangi. 

Olimpiade selanjutnya juga akan segera tiba, semoga nantinya Indonesia bisa memberikan hasil yang lebih baik lagi di Olimpiade Paris 2024. Tetap semangat berlatih untuk meraih hasil yang lebih baik nantinya. Kami semua akan selalu mendukung kalian semua. Sekian dan salam olahraga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun