Kopi baik, salah satu coffeshop sederhana di Kongbeng.
Hot coffee latte jadi minuman yang aku pilih menemani malam minggu tanggal 2 Maret ini.
Aku duduk pada sebuah sofa kecil berwarna abu dekat pintu masuk.
Aku sibuk dengan ponsel di tanganku.
Sambil sesekali menguping dengan terang terangan perbincanganan pengunjung yang lain.
Aku menyesal nekad datang kesini bukan dengan orang yang tepat.
Gitar dan tiga lelaki di meja sebelah.
Lebih menarik ketimbang empat orang muda mudi yang datang bersamaku malam ini.
Alunan yang diciptakan oleh petikan gitar salah satu dari tiga lelaki itu.
Lebih menarik daripada lagu yang sengaja diputar karyawan caffe.
Kompasiana yang tampil pada layar ponselku,
Lebih menarik untuk kuperhatikan daripada percakapan dari teman semejaku.
Malam ini malam minggu.
Tapi lebih menarik malam malam yang dihabiskan untuk sekadar menanyai kabarmu yang jauh.
Misal besok aku pulang, apakah kecanggungan semacam ini yang patut kurindukan?