TRANSPORTASI adalah urat nadi kehidupan masyarakat, terutama di wilayah penyangga ibu kota seperti Kabupaten Tangerang. Ironisnya, hingga hari ini persoalan transportasi di daerah ini masih jauh dari kata layak.
Jalan rusak, kemacetan parah, angkutan umum tak terintegrasi, hingga minimnya jalur aman bagi pejalan kaki dan pesepeda menjadi potret sehari-hari. Alih-alih menghadirkan solusi menyeluruh, pemerintah daerah kerap hanya sibuk dengan proyek tambal sulam jalan yang sekadar mengurangi kerikil, bukan mengurai akar masalah.
Kebijakan transportasi yang adil seharusnya tidak hanya berpihak pada pengguna kendaraan pribadi, melainkan juga pada rakyat kecil yang bergantung pada transportasi umum. Namun, realitas di Kabupaten Tangerang menunjukkan sebaliknya.Â
Perencanaan tata ruang yang semrawut memperparah kemacetan di titik-titik strategis, seperti kawasan industri, terminal, hingga akses menuju Jakarta. Sementara itu, masyarakat pekerja masih dipaksa bergantung pada angkutan umum usang yang tidak nyaman, tidak aman, bahkan kerap ugal-ugalan di jalan.
Transportasi berkeadilan menuntut adanya integrasi moda, perluasan jalur transportasi massal yang terjangkau, serta fasilitas penunjang mobilitas masyarakat tanpa diskriminasi.
Pemerintah daerah seharusnya berani keluar dari pola pikir proyek jangka pendek yang hanya fokus pada perbaikan jalan secara berkala. Perlu ada visi jangka panjang: membangun sistem transportasi yang inklusif, berkelanjutan, dan menyejahterakan.
Kabupaten Tangerang bukan lagi wilayah pinggiran; ia sudah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dengan populasi padat. Karena itu, kebutuhan akan transportasi modern bukan sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan mendasar.
Tanpa keberanian melakukan terobosan, Kabupaten Tangerang akan terus terjebak dalam lingkaran masalah klasik: jalan rusak, macet, polusi, dan rakyat kecil yang menjadi korban.
Sudah saatnya pemerintah daerah menjadikan transportasi sebagai prioritas utama pembangunan, bukan sekadar proyek jalan yang cepat rusak. Transportasi berkeadilan adalah jalan menuju kesejahteraan bersama.
Penulis: Ari Sudrajat, Aktivis Muda pendiri Benteng Rakyat Tangerang (BENTANG).