Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Nancy Pelosi dan Politik Luar Negeri AS, Mencermati Dampak Kunjungannya ke Taiwan bagi Kawasan Asia

5 Agustus 2022   10:36 Diperbarui: 9 Agustus 2022   09:00 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nancy Pelosi nelakukan kunjungan kerja ke Taiwan. (Foto: AFP/SAM YEH via Kompas.com)

Bagi seorang Albertine Minderop yang pernah menulis sebuah buku berjudul Pragmatisme Sikap Hidup dan Prinsip Politik Luar Negeri Amerika, negeri Paman Sam tersebut tidak pernah konsisten dengan politik luar negerinya.

AS selalu menjadikan kegagalan dan keberhasilan di masa lampau sebagai tolok ukur dan pedoman untuk keputusan politik luar negerinya.

Inkonsistensi itu menurut Minderop disebabkan karena politik pragmatisme AS bukanlah pragmatisme murni tetapi pragmatisme kontroversial karena sering meninggalkan idealisme pragmatisme dan kadang-kadang meninggalkan etika politik demi kepentingannya.

Sejak merdeka, AS menerapkan ekspansionisme dengan tujuan untuk memperkuat pengaruh AS di bidang ideologi, politik, dan ekonomi di wilayah Amerika-Pasifik.  

Negeri adi daya tersebut sering dianggap sebagai polisi dunia. Namun posisinya itu sering terlihat ambigu. Alih-alih menjaga perdamaian dunia, AS kadang-kadang menjadi sumber konflik di suatu wilayah.

Polisi dunia ini sering melakukan manuver-manuver yang hendak membawa dunia ke tepi jurang kehancuran.

Perang Rusia-Ukraina secara tidak langsung bisa dikatakan disebabkan oleh AS.

Masih tercetak jelas dalam ingatan, bagaimana AS bertindak di Timor Tengah di kurun waktu 1990-an dan berlanjut di Afganistan. Selama 20 tahun berada di Afganistan, bukan kebaikan dan kesejahteraan rakyat Afganistan diperjuangkan  tetapi menambah kehancuran negara itu.

Sebagai negara adi kuasa sudah sewajarnya AS bertindak sebagai polisi dunia. Ia merupakan penjaga dan pengatur kemananan dunia, ketertiban dan keadilan dunia.

Tindakan-tindakan represifnya terhadap negara-negara lain selalu didasarkan kepada dua dasar ini yaitu pertama pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. 

Karena itu sebagai polisi dunia, AS harus memastikan semua orang di planet ini dilayani dengan baik. Kedua pengakuan dan penegakkan HAM yang  menyangkut hak-hak yang tidak dapat dicabut oleh siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun