Mohon tunggu...
Okto Klau
Okto Klau Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis lepas

Menulis adalah mengabadikan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Signifikansi Peran Ayah bagi Masa Depan Anak dalam RUU KIA

28 Juni 2022   11:34 Diperbarui: 28 Juni 2022   13:51 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menikah dan mempunyai anak, seorang pria akan berganti peran menjadi seorang ayah. Dalam keluarga, ayah mempunyai tanggung jawab bagi keluarganya termasuk di dalamnya perannya bagi kebahagiaan dan masa depan anak-anaknya.

Namun terkadang sosok ayah tidak terlalu terlihat bila dibandingkan dengan ibu. Hal ini disebabkan karena hampir semua urusan keluarga menjadi tugas seorang ibu. Mulai dari memasak, membersihkan rumah, menjaga dan merawat anak, dan tugas-tugas rumah lainnya.

Padahal, ayah memiliki banyak peran. Selain berperan sebagai pencari nafkah dan sebagai partner dari ibu, perannya bagi tumbuh kembang anak-anaknya perlu manjadi perhatian utama. Jadi bukan saja peran ibu yang utama tetapi ayah juga memiliki peran yang tidak kalah penting bagi seorang anak.

Anak tidak hanya membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari ibu, tapi juga dari ayah. Seorang ayah bertanggung jawab memberikan perhatian untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anaknya, baik dari sisi pendidikan, materi, agama, emosional, dan kesehatan.

Meski demikian pada kenyataannya menurut sebuah studi dari Universitas College London, seorang ayah baru membangun kedekatan dengan anaknya saat si anak mulai memasuki usia pubertas. Padahal seyogianya kedekatan itu harus sudah dibangun sejak dini, mulai dari usia 0 bulan hingga 3 tahun.

Seorang anak yang memiliki hubungan erat dengan ayahnya sejak dini cenderung lebih aktif dan memiliki kreativitas yang lebih tinggi saat menginjak usia 5 tahun. Selain itu, anak itu pun akan memiliki kontrol emosi yang baik kelak saat ia dewasa.

Bahkan sebuah studi lain mengatakan bahwa kedekatan ayah dan anak sudah harus dibangun sejak anak ada di dalam kandungan ibunya.

Akan tetapi masalahnya para ayah banyak yang sibuk. Mereka sibuk kerja dan sebagainya sampai lupa betapa pentingnya waktu bersama-sama dengan anak. Waktu-waktu efektif beresama dengan anak terlewatkan dengan menumpuknya aktivitas kerja.

Meski sibuk tapi seorang ayah harus tetap meluangkan waktunya untuk mengasihi dan memperhatikan anak-anak yang masih sangat membutuhkan kasih sayang bukan saja dari ibu tapi juga ayah.

Sebuah survey lain yang dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2015 menyatakan bahwa peran ayah dalam pendidikan anak masih rendah.

Salah satu penyebabnya adalah kuantitas waktu antara ayah dan anak yang hanya berkisar 1 jam sehari. Atau bisa saja setiap hari bersama dengan anak-anak tetapi kurang berinteraksi positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun