Di ruang ini aku mati, bersama meja yang memuntahkan lara, dan kursi yang patah tak bersanggah. Hingga detik mencemooh menit, tak ada tawa ataupun tanya. Hanya iya yang mengejek rasa hingga hati dibalut prahara, perih.Â
Di ruang ini aku mati, bersama kertas-kertas yang hilang tak berjejak dan pena yang hilang martabat. Yakin yang kupercayakan pada rasa telah dipinjam khianat. Pergi bersama kata yang bernama harap.
Ah.. sundariku, di ruang ini aku mati, bersama rasa yang kau tancap. Kita, hanyalah dua insan yang pandai berbagi kisah namun ragu mengikat rasa di akhir cerita.Â
Â
(Batam/21/02/22)
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!