Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ruang Sempit Bernama Broken Home

13 Oktober 2020   09:26 Diperbarui: 13 Oktober 2020   15:00 1985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
anak dari keluarga broken home bisa tumbuh dalam keadaan rapuh (Sumber: istockphoto via straitstimes.com)

Ia kaku, bingung, heran. Namun, tak semerta-merta timbul rasa sama sekali dan yang ada hanyalah rasa keterasingan. 

"Waktu itu saya kaget. Oh ini ibu saya. Sudah, hanya sekadar itu. Setelah itu malah saya tinggal terus nyari kakek saya," ungkap Dayat.

Walaupun sudah mengenal sosok ibunya, ia tak lantas menerima begitu saja. Sebab, tak ada rasa sama sekali dalam dirinya. Ia hanya mengakui bapak dan ibu angkatnya saat numpang tinggal saat bersekolah bahkan hingga sekarang.

Hidup tanpa kasih sayang menempah dirinya dengan keras. Ia bahkan berada pada posisi masa bodoh pada lingkungan luar. Namun, pada dirinya diri sendiri hadir berbagai gejolak; pengakuan, identitas, pencarian, aktualisasi, dan lain-lain yang berkaitan dengan psikologi.

"Tapi belakangan saya mulai memalingkan pandangan pada ibu kandung saya setelah mendapat teguran dari Tuhan," ungkapnya.

"Kenapa, Bang Dayat?" Tanyaku penasaran setelah berbagai cerita ia ungkapkan.

"2017 silam saya dapat teguran itu setelah sakit dan mendapat kesulitan di kost selama seminggu. Setiap malam sosok beliau hadir menghiasi mimpi saya. Dari situ saya paham ada hubungan yang harus dibereskan," katanya.

Kejadian itu membuat ia begitu terganggu. Ia harus meletakkan jauh-jauh ketidakpekaan rasa pada sosok ibunya. Hingga pada 2018 ia kembali dan menyium kedua kaki ibunya sambil menangis tersedu-sedu.

"Bang, saya cium kaki ibu saya, saya minta maaf atas kekhilafan saya. Beliau pun demikian, meminta maaf tak memberi saya ASI, makan, bahkan uang hingga umur saya 30 ini. Bang, rasanya seperti ada pintu yang terbuka, ada hal yang tak mampu dijelaskan. Kamu, Bang... Pulanglah, cium kedua kaki ibumu. Minta maaflah," ujarnya yang seketika membuat saya merinding.

Dari situ hubungan Dayat dan ibunya mulai terkoneksi. Pun dengan adik-adik dari ibunya. Walaupun tak pernah tinggal seatap karena kehidupan yang dilalui sudah membentuk karakter ia untuk survive. Dari ibunya pula, ia mendapat petunjuk sosok sang ayah yang juga sudah berkeluarga dan punya beberapa anak.

"Suatu saat, saya mau ketemu. Dihadapannya akan saya bilang. Ini saya anak Anda yang sudah Anda telantarkan. Saya akan meminta penjelasan. Kenapa begini begitu," harapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun