Mohon tunggu...
Muhammad Ramzi
Muhammad Ramzi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya adalah mendengarkan berita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kehidupan Dalam Bayang-bayang Kontradiksi: Mengatasi Perjalanan Sebagai Anak Broken Home

17 Maret 2024   10:08 Diperbarui: 17 Maret 2024   10:13 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sejak kecil, saya telah mengalami dinamika yang rumit dalam keluarga saya. Sebagai seorang anak dari rumah tangga yang sering disebut sebagai "broken home", saya tumbuh dalam lingkungan di mana ibu saya menjadi sosok yang mengemban tanggung jawab finansial kami sejak awal. Dia adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang dengan gigih memastikan bahwa kebutuhan kami tercukupi, termasuk biaya pendidikan saya hingga saat ini, di bangku kuliah.

Namun, di tengah-tengah bayang-bayang itu, ada suara lain yang terdengar---suara ayah saya yang terus-menerus merayakan dirinya sebagai penyokong utama keluarga di hadapan orang lain. Setiap kali dia berbicara tentang bagaimana dia "membiayai" hidup saya, rasanya seperti menusuk hati saya dengan pahitnya kebenaran yang terlupakan.

Perasaan menjadi seorang anak "broken home" tidak pernah mudah. Saya sering merasa terjebak di antara dua dunia yang bertentangan, di mana kenyataan yang saya alami di rumah tidak selalu sejalan dengan narasi yang dijalin oleh ayah saya di masyarakat. Setiap kali dia membanggakan kontribusinya, itu adalah pengingat yang menyakitkan akan ketidakharmonisan yang ada di antara kami.

Tapi, di balik kerumitan itu, saya menemukan kekuatan dan ketahanan. Saya belajar untuk tidak membiarkan ketidakadilan dan ketidaksesuaian ini menghancurkan diri saya. Sebaliknya, saya memilih untuk menggunakan pengalaman ini sebagai batu loncatan untuk tumbuh dan berkembang. Saya menyadari bahwa saya tidak bisa mengontrol tindakan atau kata-kata ayah saya, tetapi saya bisa mengendalikan cara saya meresponsnya.

Saya memilih untuk memperjuangkan kehidupan yang saya inginkan, tanpa terjebak dalam bayang-bayang kontradiksi keluarga saya. Saya berkomitmen untuk tidak hanya mengandalkan ibu saya sebagai satu-satunya sokongan, tetapi juga belajar menjadi mandiri dan berusaha keras untuk mewujudkan impian saya sendiri. Saya menemukan dukungan dalam teman-teman, pendidik, dan komunitas di sekitar saya yang memberikan inspirasi dan dorongan bagi perjalanan saya.

Meskipun hidup dalam bayang-bayang kontradiksi dan ketidakadilan, saya memilih untuk melihatnya sebagai bagian dari perjalanan saya yang membentuk karakter dan keteguhan hati saya. Saya yakin bahwa melalui keteguhan dan keberanian, saya dapat mengatasi rintangan apa pun yang mungkin muncul di hadapan saya dan mencapai potensi penuh saya, terlepas dari latar belakang keluarga yang sulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun