Mohon tunggu...
Ocarina Alya Indraswari
Ocarina Alya Indraswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Eksistensi Sastra Indonesia Masa Kini

25 Oktober 2021   11:12 Diperbarui: 28 Oktober 2021   10:33 2028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sastra Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dan dinamis. Pernyataan tersebut tertulis dalam buku karya Rosida Erawati dan Ahmad Bahtiar yang berjudul Sejarah Sastra Indonesia. Ya, tidak dapat dipungkiri dalam catatan sejarah, perjalanan sastra di Indonesia faktanya memang pernah berkembang begitu pesat. Pernyataan ini juga didukung oleh munculnya para tokoh dengan berbagai karakter berbeda yang tergambar dalam karya sastranya. 

Bukan hanya sastra tulis, namun aneka karya sastra seperti drama juga sangat berkembang. Perkembangan jenis sastra di Indonesia mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Menurut catatan, sejarah Sastra Indonesia sudah berkembang sejak abad ke-20 sebagaimana dapat terlihat munculnya penerbitan pers (surat kabar dan majalah) dan buku, baik dari usaha swasta maupun pemerintah kolonial.

Adanya sejarah tertulis mengenai perkembangan Sastra Indonesia yang sangat baik ini tidak akan berdampak banyak dikemudian hari apabila generasi penerus tidak dapat mengembangkan segala hal yang sudah dibangun oleh para tokoh terdahulu. Segala sesuatu yang ada tentunya akan semakin berkembang dari masa ke masa. Begitu juga dengan Sastra di Indonesia.

Perkembangan teknologi informasi yang semakin maju membuat sastra Indonesia juga harus berubah dan berinovasi agar tidak tergerus jaman. Kemajuan teknologi yang ada ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin, dari segi ekonomi, politik, budaya, bahkan sastra. Kemajuan teknologi ini juga sangat berperan dalam perkembangan sastra. 

Selain pemanfaatan teknologi yang tepat dalam pengetahuan mendalam mengenai  sastra juga sangat penting. Mulai dari awal sejarah sastra hingga berbagai hal harus dipahami agar bisa menciptakan sebuah inovasi baru yang berlandaskan hal-hal yang sudah ada dan dituliskan sebelumnya.

Pengetahuan luas serta teknologi yang mendukung saat ini dapat dikolaborasikan menjadi suatu hal baru yang dapat diciptakan oleh tangan-tangan kreatif. Maka dari itu, selain dituntut memiliki pengetahuan yang luas sebagai generasi penerus juga harus memiliki pemikiran kreatif yang tinggi untuk menciptakan inovasi baru.

Di era modern dengan segala kemajuan teknologi yang ada, banyak sekali bermunculan ragam aplikasi atau platform yang dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja dan dimana saja. 

Dengan adanya hal ini dapat dimanfaatkan untuk kemajuan Sastra di Indonesia. Pada masa sekarang, dapat terlihat realita di lapangan bahwa peminat sastra di Indonesia masih kurang, meskipun di sisi lain ada juga segelintir anak muda yang masih memperhatikan dan melestarikan sastra ini. 

Namun yang menjadi penghalang, perkembanan minat pada sastra saat ini adalah orang-orang yang tertarik pada sastra atau bahkan sudah menciptakan karya sastra masih terkungkung dalam zona nyaman mereka. 

Masih banyak diantara para penulis karya sastra yang berpikir bahwa karya mereka hanya bisa dikenal jika dicetak atau dibukukan oleh penerbitan buku dan dijual di toko-toko buku. 

Padahal jika dilihat dari segi efisiensi harga buku yang ada di pasaran menurut kebanyakan orang masih kurang terjangkau, sehingga membuat para calon pembaca ini mengurungkan niatnya untuk membeli. 

Selain itu proses pencetakan juga dirasa cukup rumit untuk sampai di pasaran dan dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Stigma bahwa karya hanya dapat dikenal jika dibukukan ini harus dihilangkan, karena melihat kemajuan teknologi yang ada saat ini seharusnya mempermudah mereka untuk mengenalkan karya yang sudah mereka buat. 

Keberadaan berbagai aplikasi dan platform yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan atau mempromosikan karya-karya para sastrawan masa kini. Dengan inovasi baru yang ditawarkan dan media yang mudah diakses oleh siapa saja, dapat dipastikan eksistensi sastra di Indonesia tidak akan tenggelam dan tergerus jaman.

Saat ini ada beberapa sastrawan atau penulis muda yang mungkin dapat dijadikan contoh dan motivasi bagi generasi muda yang takut untuk melangkah atau melakukan inovasi baru dalam mengenalkan karyanya bagi khalayak ramai. 

Salah satu sastrawan muda ini adalah seorang benulis buku yang karyanya banyak diminati oleh kalangan muda, yaitu Nadhifa Allya Tsana atau yang biasa dikenal dengan Tsana. Dia adalah seorang penulis muda yang memiliki karakter khas dalam tulisannya yang banyak menuliskan kisah percintaan anak muda masa kini, seperti dalam salah satu karyanya berjudul Gezz & Ann yang banyak diminati hingga dijadikan film layar lebar. 

Dalam mempromosikan karya-karyanya dia menggunakan berbagai media, salah satunya Instagram. Dalam aplikasi Instagram dia membuat satu akun yang di khususkan untuk mengunggah tulisan-tulisannya, akun tersebut bernama @rintiksedu. 

Dengan desain yang menarik dirinya mengunggah tulisannya dan mendapat banyak apresiasi dari berbagai pihak utamanya kalangan muda. Selain itu dirinya juga sering membacakan tulisan-tulisannya menjadi sebuah podcast melalui aplikasi spotify yang dapat diakses secara gratis melalui gawai.

Beberapa hal di atas dapat dijadikan sebuah contoh atau motivasi bagi kaum muda yang berminat dalam dunia sastra namun takut untuk keluar dari zona nyamannya. 

Dengan kreatifitas dan inovasi baru yang dimiliki dalam membuat dan mendesain tulisan karya sastra menjadi lebih menarik dan diunggah di media yang mudah diakses oleh siapa saja akan membuat banyak orang tertarik pada karya tersebut. Inovasi-inovasi ini tentunya juga harus didukung dengan karakter kuat yang ada dalam karya yang ditulis agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh para pembaca dan penikmat karya.

Pada masa yang semakin maju ini kita memerlukan banyak penyair atau sastrawan muda yang dengan gagah berani mengambil risiko menjadi inovator, mendobrak konvensi, bereksperimen, dengan segala risiko yang kerap membuat diri sendiri merasa tidak nyaman. 

Namun hal itulah yang akan membuat seorang penulis dapat membuat karyanya menjadi lebih baik dan diterima oleh semua kalangan. Jika para generasi muda pecinta sastra tidak berani membuat inovasi dan melangkah keluar dari zona nyaman maka sastra di Indonesia akan tetap jalan di tempat dan tidak ada perkembangan.

Maka dari itu diperlukan adanya kehadiran para pembaru untuk menciptakan sebuah inovasi baru. Rasa baru dengan beragam karakter kuat yang dimiliki diri, ditengah segala kebaruan teknologi maju. Dengan memaksimalkan segala sesuatu yang ada dan dimiliki, serta didukung oleh teknologi yang memadai ini seharusnya membuat dunia Sastra di Indonesai semakin berwarna dan beragam. Keunikan dan kebaruan yang ada akan membuat orang-orang menjadi tertarik dan melirik sastra. 

Didukung dengan media yang mudah dijangkau dan diakses bahkan secara gratis oleh banyak orang akan membuat sastra semakin menarik banyak peminat. Jika dibandingkan dengan mencetak buku yang berisikan kumpulan karya, penggunaan teknologi maju akan memudahkan banyak pihak baik pencipta karya sastra atau para penikmat sastra. 

Sehingga keberadaan Sastra di Indonesia akan tetap eksis atau bahkan semakin berkembang karena adanya kolaborasi yang baik dalam memanfaatkan teknologi serta adanya generasi muda yang mau membuat inovasi, yang akan membuat sastra tidak akan tergerus oleh jaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun