Mohon tunggu...
Nuzul Mboma
Nuzul Mboma Mohon Tunggu... Peternak - Warna warni kehidupan

Peternak ayam ketawa & penikmat kopi nigeria.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Alunan Suara Terompet

20 Desember 2019   10:28 Diperbarui: 23 Desember 2019   12:23 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
9gambar.blogspot.com

"Waktu itu situasi genting sekali setelah peristiwa di jakarta. Banyak orang-orang PKI di kota ini digiring ke kodim untuk ditahan atau interogasi. Ada juga dibawa ke sebuah bangunan dekat karebosi. Disitu ada bekas gedung yang secara mendadak dijadikan tempat penahanan orang-orang sipil atau yang dituduh terlibat G30S. Bukan cuma itu, banyak juga tentara yang soekarnois atau dekat dengan PKI dijebloskan ke RTM diujung asrama." Seraya tangan keriputnya menunjuk ke arah utara. Ia melanjutkan lagi.

"Waktu itu kakek masih berusia sepertimu. Setelah peristiwa itu aku tak tahu diapakan tahanan politik itu kemudian". Bibirnya gemetar seraya menatap kosong ke tanah lapang.

"Aku melongo dan merasa Kakek tahu banyak situasi yang terjadi di masa silam di kota ini. Ataukah tak mudah mengungkapkan genosida yang dilakukan institusi Kakek menurut buku-buku yang kubaca sejauh ini." Pikirku. Tapi aku tidak secara langsung berbicara hal tabu melainkan membahas tentang alat penyebaran ideologis.

"Apakah betul kek, dulu, buku-buku terbitan PKI juga menjadi target pelenyapan angkatan darat yang konon katanya aman terjaga di tangan tentara sendiri?"

"Hmm ya, mungkin begitu. Karena komandanku waktu itu, ketika kukunjungi rumahnya mempunyai banyak koleksi buku-buku." seingatku ada buku pokok-pokok gerilja-nya Nasution, buku kesaksian Soepardjo di hadapan mahmilub, Dibawah Bendera Revolusinya Bung Karno dan paling banyak itu buku-buku sitaan dari terbitan banteng menanduk milik PKI.

Saat itu buku-buku seperti itu aman ditangan prajurit atau perwira angkatan darat dari pelenyapan pasca genosida 65. Apalagi jika perwira itu pada dasarnya hobi membaca buku terbitan milik PKI tersebut.

Seingat kakek, dulu, kalau ia suka membaca buku strategi perang gerilya bersampul merah tulisan Mao Tse Tung yang diterbitkan oleh tentara divisi empat siliwangi. Itu salah satu buku kesukaan Kakek di rumah komandannya.

***

Aku ke perpustakaan beberapa tahun yang lalu. Kebetulan melihat sebuah buku yang dilembaran pertamanya tercoret nama ejaan suwandi bekas pemilik sebelumnya. Aku membaca nama yang berderet dari atas ke bawah. Bertanda ada dua nama pemilik buku sebelumnya. Aku memutuskan meminjam buku itu dan membawanya pulang. Kini tercoret tiga nama pemilik dan buku itu menjadi koleksi rak buku Aku untuk selamanya.

Di lain hari, Aku membaca kembali buku itu di atas bale-bale. Menyendiri. Terhanyut seperti terbang bersama buku Kakek tua ke masa lampau. Dihujung sana, suara terompet mengalun lambai dari kejauhan. Sedangkan di atas kepalaku, pelepah pohon pisang bergoyang-goyang malu dihembus semilir angin pagi. Mengeluarkan suara-suara ritmis. Hening. Lambat laun suara terompet jua samar-samar lenyap terbawa angin ke langit biru...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun