Tetapi setelah pukul lima kumasih menanti sebuah penantian kosong, membuatku tersadar sesuatu, air mataku sudah tak bisa kubendung lagi.Â
Lantas dengan penuh amarah kutumpahkan semuanya dengan tangisan-tangisan yang beterbangan bebas melalui jendela yang terbuka. Membuat buah-buah jatuh dari pohonnya, bintang menghilang ditelan kelam, purnama mati menyusut, angin berhenti berhembus.
Malam menjadi panas, membuat kelelawar kehilangan gairah mengepakkan sayapnya, membuat anjing-anjing yang melolong terbungkam, dan burung hantu yang semula bertengger dengan damainya, kini jatuh terlelap.
Malam seketika menjadi suram.[]
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!