Dosen Pengampu : Bu Luh Putu Suciati dan Bu Intan KartikaÂ
Kentang adalah salah satu tanaman sayur yang memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan mineral yang sangat tinggi. Kentang memiliki nama latin Solanum tuberosum L. merupakan jenis sayuran yang menjadi salah satu jenis tanaman pangan untuk di kembangkan. Konsumsi kentang di dunia tergolong cukup tinggi, dimana konsumsinya menempati urutan ke empat setelah beras, gandum, dan jagung. Potensi pasar yang terbuka lebar, baik didalam negeri maupun luar negeri membuat Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan komoditas kentang.
Peluang pasar yang terbuka lebar tidak membuat kehidupan petani kentang sejahtera karena di balik peluang besar tersebut ada permasalahan yang membuat petani kentang kesulitan dalam budidaya komoditas kentang. Permasalahan pertama yaitu modal dan kelembagaan banyak petani yang kesusahan mendapatkan modal karena mereka banyak yang tidak tergabung dalam kelompok tani. Modal dalam usahatani dapat dibantu oleh kelompok tani jika para petani bergabung ke dalam kelembagaan tersebut.
Sumber daya lahan menjadi permasalahan kedua dalam budidaya kentang. Lahan yang biasanya digunakan untuk bercocok tanam sekarang banyak digunakan untuk pembangunan perumahan dan sebagainya, imbasnya ke petani mereka kehilangan lahan yang biasanya area untuk ditanami tanaman. Lahan yang semakin sempit membuat petani dan mahasiswa - mahasiswa pertanian berpikir untuk membuat terobosan baru untuk budidaya tanaman tetap berjalan walaupun lahan yang terbatas.
Produktivitas yang masih sangat rendah karena masih banyak petani yang menggunakan benih lokal atau yang turun menurun sehingga menyebabkan kualitasnya rendah. Benih lokal tidak baik digunakan terus menerus karena jika petani masih menggunakan benih lokal maka hasil yang didapatkan tidak akan bagus dan tidak memiliki kualitas tinggi. Â Kualitas yang rendah menyebabkan pemasaran akan terhambat karena kentang yang memiliki kualitas rendah akan cepat membusuk saat dalam perjalanan. Masalah ini bisa diatasi dengan penggunaan benih yang baik.
Para petani dapat melakukan kerja sama dengan kelompok tani yang berada di daerah tersebut agar permodalan dalam usahatani dapat dibantu. Penggunaan lahan vertikal atau rooftop bangunan untuk mengatasi lahan yang semakin sempit. Benih lokal beralih ke benih G3 dan G4 seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Ulu ere Kabupaten Bantaeng. Penggunaan benih G3 dan G4 dapat meningkatkan produktivitas lebih tinggi dan jika kualitas yang dihasilkan bagus akan memudahkan pada saat pemasaran.
 DAFTAR PUSTAKA
Hakim. L dan Ni Putu. S. 2017. Rancang bangun model kemitraan sinergis dalam pengembangan klaster agribisnis kentang. Ilmu -- ilmu Pertanian. 24(2): 1-18.
Muhibuddin. A., Jeferson. B., Fatmawati.2018. Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) untuk Mewujudkan sentra kentang unggul. Ilmiah pengabdian masyrakat.2(1): 47-56.
#EkonomiPertanian #FakultasPertanianUniversitasJember #TraditionOfExcellence
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI