Prinsip pengurangan risiko juga mencakup pengurangan polusi, pengelolaan limbah yang baik, dan pemeliharaan keanekaragaman hayati untuk mendukung keseimbangan ekosistem. Pendidikan dan kesadaran masyarakat sangat penting untuk mengurangi potensi bencana dan kerusakan lingkungan. Masyarakat yang telah mengalami reduksi cenderung lebih mampu menanggapi ancaman dengan tepat dan bertindak dengan cara yang mengarah pada kelangsungan hidup. Pendidikan dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kebijakan lingkungan dan konservasi. Mengurangi risiko bencana dan kerusakan lingkungan, kerja sama lintas sektoral dan internasional sangat penting (Faizah, 2020).
Dengan memastikan respons yang cepat dan efisien terhadap bencana atau kerusakan lingkungan, negara, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengembangkan kebijakan yang efektif, sumber daya yang memadai, dan strategi kolaboratif. Mengurangi risiko bencana dan kerusakan lingkungan, diperlukan komitmen jangka panjang. Tidak hanya mencakup penanganan darurat, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk mencegah atau mengurangi efek negatif yang mungkin terjadi di masa depan.
Upaya mengurangi sampah pada lingkungan sekitar dan lainnyaÂ
Upaya pemilihan sampah Â
Pemilahan sampah adalah bagian dari rencana yang jelas untuk mengelola limbah secara efisien dan berkelanjutan, menyingkirkan sampah dari sumbernya seperti di rumah, tempat kerja, atau tempat umum. Lebih besar untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan mempromosikan daur ulang terdiri dari pemilahan sampah. Proses pemilihan sampah dimulai dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memisahkan sampah menurut jenisnya. Kebanyakan kasus, berarti memisahkan sampah organik dan non-organik, serta memisahkan bahan yang dapat didaur ulang (Togatorop & Husna, 2022).
Sangat penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa tindakan kecil sangat penting untuk mendukung siklus daur ulang dan mengurangi beban sampah di tempat pembuangan akhir. Dengan mengurangi sampah dalam skala rumah tangga, wadah atau tempat sampah terpisah digunakan untuk berbagai jenis sampah. Sampah non-organik, seperti kertas, plastik, dan logam, disimpan dalam wadah yang dapat didaur ulang. Sampah organik, seperti sisa makanan, dapat dibawa ke komposter atau tempat pengomposan. Memastikan pemisahan yang tepat setiap anggota keluarga harus terlibat dalam pemilihan sampah.
Adanya fasilitas pemilahan sampah yang memadai di tempat kerja atau tempat umum sangat penting. Tempat sampah dengan label organik, non-organik, dan daur ulang terpisah membantu orang memilih sampah. Kampanye penyuluhan dan edukasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan dalam pemilihan sampah. Baik pemerintah maupun organisasi non-pemerintah memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan dan infrastruktur yang mendukung kampanye sampah (Andina, 2019).
Mencakup peningkatan masyarakat tentang pengelolaan sampah, membangun sistem pengelolaan sampah yang efisien, dan mendorong praktik berkelanjutan. Program-program juga membutuhkan dukungan sumber daya. Salah satu langkah awal menuju pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan adalah memilih sampah. Dengan partisipasi masyarakat yang luas, praktik ini dapat menjadi norma yang diterapkan secara luas, berdampak positif pada lingkungan, dan membentuk perilaku berkelanjutan dalam jangka panjang.
Upaya penggunaan kembali barang
Baik pemerintah maupun organisasi non-pemerintah memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan dan infrastruktur yang mendukung kampanye sampah. Mencakup meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah, membangun sistem pengelolaan sampah yang efisien, dan mendorong praktik berkelanjutan. Program-program juga membutuhkan dukungan sumber daya. Salah satu langkah awal menuju pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan adalah memilih sampah. Dengan partisipasi masyarakat yang luas, praktik dapat menjadi norma yang diterapkan secara luas, berdampak positif pada lingkungan, dan membentuk perilaku berkelanjutan dalam jangka panjang.
Penggunaan kembali pakaian dapat berupa bertukar pakaian dengan teman atau keluarga, mengunjungi toko barang bekas, atau menyumbangkan pakaian yang tidak lagi digunakan. Membantu mengurangi limbah pakaian dan mendukung pendekatan mode berkelanjutan. Metode penggunaan kembali juga dapat diterapkan pada barang-barang yang biasa kita gunakan, seperti botol minuman, wadah makan, dan tas belanja. Menggunakan kembali barang-barang ini tidak hanya mengurangi jumlah plastik yang dibuang sekali pakai, tetapi juga mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya pada lingkungan (Setyaningsih, et,al., 2023).