Mohon tunggu...
Nurul Fitri
Nurul Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Perkenalkan nama saya NURUL FITRI, saya berkuliah di Universitas Muhammadiyah Mataram, saya mengambil jurusan PGSD, hobi saya menyanyi, dan kesukaan saya adalah mendengarkan lagu, memasak dan menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu-isu sosial-emosional di sekolah dasar, seperti bullying, masalah disiplin atau interaksi sosial di kelas

19 Januari 2025   06:35 Diperbarui: 19 Januari 2025   06:35 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Isu-isu Sosial Emosional di Sekolah Dasar: Tantangan dan Solusi

Sekolah dasar merupakan tahap penting dalam perkembangan anak, baik secara akademik maupun sosial-emosional. Pada usia ini, anak-anak belajar membangun hubungan, memahami emosi, dan mengembangkan keterampilan sosial. Namun, berbagai isu sosial-emosional seperti bullying, masalah disiplin, dan interaksi sosial yang kurang harmonis sering kali menjadi tantangan di lingkungan sekolah dasar. Isu-isu ini tidak hanya memengaruhi kesejahteraan anak, tetapi juga dapat berdampak pada prestasi akademik mereka.

1. Bullying di Sekolah Dasar

Bullying adalah salah satu masalah sosial-emosional paling serius yang sering terjadi di sekolah dasar. Bentuk bullying bisa berupa fisik (memukul, mendorong), verbal (menghina, mengejek), atau psikologis (mengucilkan, menyebarkan rumor). Dalam beberapa kasus, bullying juga terjadi secara online melalui media sosial atau pesan singkat, yang dikenal sebagai cyberbullying.

Bullying dapat menimbulkan dampak serius bagi korban, seperti penurunan rasa percaya diri, kecemasan, depresi, bahkan trauma jangka panjang. Pelaku bullying juga berisiko mengembangkan perilaku agresif yang dapat berdampak negatif pada kehidupan mereka di masa depan.

Solusi:

  • Meningkatkan kesadaran melalui program anti-bullying di sekolah. Program ini dapat melibatkan siswa, guru, dan orang tua.
  • Melatih guru untuk mengenali tanda-tanda bullying dan memberikan intervensi yang tepat.
  • Mendorong budaya sekolah yang inklusif, di mana setiap siswa merasa diterima dan dihargai.

2. Masalah Disiplin

Masalah disiplin di sekolah dasar sering kali muncul karena anak-anak masih belajar mengontrol perilaku mereka. Tindakan seperti tidak mematuhi aturan kelas, mengganggu teman, atau menunjukkan sikap kurang hormat kepada guru adalah beberapa contoh perilaku yang sering terjadi.

Masalah disiplin ini tidak hanya mengganggu proses belajar-mengajar tetapi juga menciptakan lingkungan yang kurang kondusif bagi siswa lainnya. Dalam beberapa kasus, perilaku tidak disiplin ini mungkin disebabkan oleh faktor eksternal, seperti masalah di rumah atau gangguan emosional.

Solusi:

  • Memberikan pendekatan disiplin yang positif, seperti memberikan pujian atau penghargaan untuk perilaku yang baik.
  • Mengembangkan aturan kelas bersama siswa agar mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap aturan tersebut.
  • Melibatkan konselor sekolah untuk membantu siswa yang memiliki masalah perilaku yang berulang.

3. Interaksi Sosial di Kelas

Interaksi sosial yang baik di kelas sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang harmonis. Namun, di sekolah dasar, interaksi sosial sering kali menjadi tantangan, terutama bagi anak-anak yang pemalu atau memiliki kesulitan berkomunikasi. Anak-anak ini mungkin merasa sulit untuk berteman atau berpartisipasi dalam aktivitas kelompok, sehingga mereka merasa terisolasi.

Di sisi lain, ada juga siswa yang cenderung mendominasi interaksi di kelas, yang bisa membuat siswa lain merasa tidak nyaman. Ketidakseimbangan dalam interaksi sosial ini dapat memengaruhi dinamika kelas dan perkembangan keterampilan sosial siswa.

Solusi:

  • Mendorong kegiatan kelompok di kelas untuk memperkuat kerja sama dan membangun hubungan antar siswa.
  • Memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi atau aktivitas kelas.
  • Melatih guru untuk mengenali dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial.

4. Pentingnya Dukungan Sosial dan Emosional

Untuk mengatasi berbagai isu sosial-emosional ini, dukungan dari seluruh komunitas sekolah sangat penting. Guru, orang tua, dan siswa harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Selain itu, program pengembangan sosial-emosional (Social Emotional Learning/SEL) dapat menjadi alat yang efektif dalam membantu siswa mengembangkan empati, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang sehat.

Implementasi Program SEL:

  • Mengajarkan keterampilan emosional, seperti mengenali dan mengelola emosi.
  • Mengintegrasikan pembelajaran sosial-emosional ke dalam kurikulum sekolah.
  • Memberikan pelatihan kepada guru tentang pentingnya mendukung perkembangan sosial-emosional siswa.

5. Peran Guru dan Orang Tua

Guru memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan sosial-emosional yang positif di kelas. Dengan memberikan contoh perilaku yang baik, menunjukkan empati, dan mendukung siswa yang membutuhkan bantuan, guru dapat membantu siswa merasa aman dan dihargai.

Orang tua juga harus terlibat aktif dalam mendukung perkembangan sosial-emosional anak. Dengan berkomunikasi secara terbuka, memberikan dukungan emosional, dan membangun hubungan yang positif di rumah, orang tua dapat membantu anak mengatasi tantangan yang mereka hadapi di sekolah.

Penutup

Mengatasi isu-isu sosial-emosional di sekolah dasar membutuhkan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan pendekatan yang holistik, kita dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial-emosional yang kuat, menciptakan lingkungan belajar yang positif, dan memastikan mereka siap menghadapi tantangan di masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun