Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Mini: Bayi dan Kantong Kresek Menangis

20 September 2020   10:24 Diperbarui: 20 September 2020   11:16 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Dokumentasi Pribadi

Dadaku berdesir, hati ini bereaksi sigap, “Inikah jawaban dari kegelisahanku tadi malam?”

Antara takut dan berani, perlahan aku dan suamiku mendekat. Rupanya sebuah kantong kresek hitam.

Kusentuh sedikit dengan ujung kaki.

Benda ajaib itu bergerak. Kami kaget, mundur lagi ke belakang. Aku dan suamiku saling pandang. Hening beberapa detik.

Tiba-tiba kantong itu menangis, “Oaaak ... Oaaak .... Oaaak ....” 

Suamiku bertakbir panjang, “Allahu akbar.”  Ternyata isinya sesosok bayi  berbedung rapi, dibalut pakai selimut panas.

Kupeluk dia. Kubuka kain pembalutnya.  Bersamaan kami berujar,  “laki-laki.” Ganteng, rambutnya lebat kulitnya putih.

Aku dan suamiku tenggelam dalam perasaan masing-masing.

Mulai pagi itu, tangis bayi mewarnai rumah kami. Momen-momen yang sangat kami rindukan selama 15 tahun berumah tangga.

Aku dan suamiku tak peduli bayi itu keluar dari rahim siapa. Siapa bapaknya. Apakah hasil hubungan terlarang atau tidak. Kehadirannya membuat kami berbahagia tiada tara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun