Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

2 Tahun di Kompasiana, Nyaris Tewas Melawan Sengkenit

9 Desember 2019   19:01 Diperbarui: 9 Desember 2019   19:07 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detik-detik pencabutan sengkenit oleh petugas RSU Mayjen H.A Thalib Kerinci. Dokumentasi keluarga.

Pasalnya, kurang lebih sepuluh menit sebelum peristiwa ini terjadi, saya membagi-bagikan jengkol dan sayur bayam kepada tetangga, yang baru dipetik dari kebun sendiri. Besar kemungkinan kutu babi itu menempel pada bayam terus pindah ke baju saya. 

Kelalaian saya, ketika leher terasa gatal  saya hanya menggaruk-garuk di balik jilbab, tanpa peduli penyebabnya apa. Dalam hati saya beranggapan, paling tertusuk rambut ulat bulu. Sedikit pun saya tidak curiga pada kutu babi.

Setahu saya, hewan ini serupa dengan sengkenit yang sering ditemui di sekitar kita. Suka hinggap/menghisap darah sapi, kerbau, anjing, dan hewan lainnya. Paling sering ditemukan pada jambul dan dalam lubang telinga ayam kampung. 

Semasa kecil, tubuh saya sering digigit sengkenit. Tetapi gatalnya hanya pada titik gigitannya saja. Tidak menyebar pada bagian lain. Apalagi sampai merusak sistem kerja organ tubuh.  

Ditulis oleh astroawani.com, sengkenit  merupakan ektoparasit (parasit luaran) yang hidup dengan menghisap darah pada mamalia burung dan kadang-kadang reptilia dan amfibia.

Kalau menggigit manusia, ia membawa virus Congo atau CCHF yang dapat menyebabkan demam berdarah, sakit otot, pusing, sakit kepala, sakit mata, dan terancam pembesaran limfa (lymphadenophaty), serta bintik-bintik merah yang menyebabkan pendarahan pada permukaan mukosa dalaman seperti mulut, tekak dan kulit.

Kutu babi. Foto: astroawani.com
Kutu babi. Foto: astroawani.com
Jika penderita tidak ditangani secara serius, berpotensi menyebabkan  kerusakan ginjal, kegagalan hati, sampai menyebabkan kematian.

Selanjutnya mengutip dari hmetro.com.my, Ada lebih 700 spesies sengkenit daripada keluarga Ixodidae. Ia adalah ektoparasit yang hidup dengan menghisap darah manusia termasuk mamalia lain seperti burung, reptilia dan amfibia untuk tujuan pembiakan.

Felo Penyelidik, Institut Farmakogenomiks Integratif, Universiti Teknologi Mara (UiTM), Prof Madya Dr Tengku Shahrul Anuar Tengku Ahmad Basri menegaskan jangan sesekali abaikan penangan makhluk kecil ini kerana ia mampu menghasilkan sejumlah telur dan akhirnya bermaharajalela pada anggota badan tertentu bagi tempoh yang lama.

Memperhatikan kutipan di atas, patut diduga di antara 700 spesies sengkenit dalam keluarga Ixodidae,  barangkali ada beberapa spesies yang sangat berbisa. Salah satunya jenis kutu babi yang telah menggigit saya seminggu lalu.

Tentu spesiesnya berbeda dengan sengkenit yang sering ditemui pada hewan di sekitar kita, dan pernah menggigit saya semasa kecil dahulu.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun