Mohon tunggu...
Nur Laili Agustin
Nur Laili Agustin Mohon Tunggu... UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

mahasiswi aktif S1 Ilmu Ekonomi UIN Sunan Ampel Surabaya, hobi saya menonton film dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menggali Potensi Ekonomi: Good Practices Ekonomi Kreatif di Desa Wisata Penglipuran, Bali

26 April 2025   17:59 Diperbarui: 26 April 2025   17:59 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Terbersih di Dunia, Desa Wisata Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. (Sumber: Bali Getaway Indonesia)

Good practices dalam ekonomi kreatif merujuk pada metode dan strategi yang efektif dalam memanfaatkan kreativitas dan inovasi untuk menciptakan nilai tambah. Praktik ini mencakup pengembangan produk, pemasaran, dan kolaborasi yang berkelanjutan, yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan memperkuat daya saing.

Pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Dengan menerapkan praktik baik, sektor ekonomi kreatif dapat meningkatkan produktivitas, memperluas pasar, dan mendorong investasi. Selain itu, praktik ini juga berkontribusi pada pengembangan infrastruktur dan pelestarian budaya, yang pada gilirannya menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Good practices dalam ekonomi kreatif adalah pendekatan dan metode yang berhasil diterapkan untuk mengoptimalkan potensi kreativitas dan inovasi dalam menciptakan produk dan layanan yang bernilai. Praktik ini meliputi Inovasi Produk, Pemasaran Efektif, Kolaborasi, dan juga Pemberdayaan Masyarakat. Ekonomi kreatif berbeda dari sektor konvensional karena mengandalkan ide, kreativitas, dan inovasi manusia sebagai sumber utama, bukan semata sumber daya alam. Contohnya adalah pengembangan kerajinan batik, anyaman, fesyen, kuliner, dan produk digital yang memiliki nilai tambah tinggi dan mampu menembus pasar nasional maupun internasional

Good practices dalam ekonomi kreatif memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, antara lain: 1). Sektor ekonomi kreatif, seperti seni, desain, dan pariwisata, menciptakan banyak lapangan kerja baru, yang membantu mengurangi angka pengangguran. 2). Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk kreatif, pendapatan pelaku usaha meningkat, yang berkontribusi pada peningkatan daya beli masyarakat. 3). Ekonomi kreatif membantu diversifikasi sumber pendapatan, mengurangi ketergantungan pada sektor tradisional seperti pertanian dan industri, dan masih banyak lagi.

Ekonomi kreatif telah menjadi salah satu pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan memanfaatkan kreativitas dan inovasi, sektor ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan daya saing nasional. Berbagai praktik baik dalam ekonomi kreatif telah muncul di berbagai daerah, menunjukkan potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Salah satu contoh praktik baik ekonomi kreatif dapat dilihat di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli, Bali. Desa Penglipuran di Bali, telah menjadi contoh nasional dan internasional mengenai praktik ekonomi kreatif berbasis masyarakat yang berdampak nyata pada pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya. Desa ini dikenal sebagai desa wisata yang mengedepankan budaya lokal dan keberlanjutan lingkungan. Dengan mengembangkan atraksi wisata berbasis budaya, masyarakat setempat berhasil menarik ribuan wisatawan setiap tahun.

Penglipuran dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia dan telah meraih berbagai penghargaan, termasuk dari Green Destinations Foundation dan UNWTO sebagai desa wisata terbaik 2023. Keberhasilan ini tidak lepas dari penerapan konsep pariwisata berkelanjutan, di mana ekonomi kreatif menjadi motor penggerak utama.

Hampir seluruh warga terlibat dalam berbagai aktivitas kreatif seperti pembuatan dan penjualan souvenir, kuliner tradisional, serta penyelenggaraan festival budaya. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga menciptakan peluang usaha baru dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal. Produk kerajinan dari bambu, yang merupakan hasil utama desa, menjadi daya tarik sekaligus sumber pendapatan. Rumah tradisional dan kerajinan anyaman bambu dipasarkan langsung kepada wisatawan, memperkuat ekonomi lokal dan menjaga kelestarian lingkungan. Mereka juga kerap mengadakan festival tahunan seperti Penglipuran Village Festival yang mana hal tersebut dapat menjadi wadah kreativitas warga, acara tersebut biasanya menampilkan beberapa macam seni, tari, dan tradisi yang bisa menarik minat wisatawan sekaligus melestarikan budaya lokal

Program pelatihan bagi warga desa dalam bidang pemasaran digital dan manajemen usaha kecil telah meningkatkan kemampuan mereka dalam mempromosikan produk secara online. Pengelolaan wisata di Penglipuran juga mengadopsi inovasi digital, seperti sistem barcode untuk check-in wisatawan yang memudahkan pencatatan dan analisis data kunjungan. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pihak swasta memperkuat promosi dan pengembangan desa wisata Ini membantu mereka menjangkau pasar yang lebih luas.

Praktik baik ekonomi kreatif di Desa Penglipuran memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan, pendapatan masyarakat meningkat, yang pada gilirannya meningkatkan daya beli dan kualitas hidup mereka. Omzet desa mencapai sekitar Rp30 miliar per tahun, dengan pendapatan harian pada akhir pekan mencapai Rp30--50 juta. Sumber pendapatan utama berasal dari retribusi wisata, penjualan produk kreatif, dan jasa pariwisata. Retribusi wisata dari Penglipuran menjadi sumber penting Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bangli, dengan realisasi pendapatan pada 2023 hampir Rp26 miliar, bahkan melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah

Selanjutnya, sektor pariwisata dan kerajinan tangan menciptakan banyak lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung, Pengembangan ekonomi kreatif membuka peluang usaha di sektor kuliner, kerajinan, homestay, dan jasa pemandu wisata, sehingga menurunkan angka pengangguran di desa bagi masyarakat setempat. Untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, infrastruktur desa, seperti jalan, sanitasi, dan fasilitas umum, juga mengalami perbaikan. Ekonomi kreatif memperkuat pelestarian seni, budaya, dan tradisi, sekaligus meningkatkan rasa kepemilikan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa. Hal ini meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Dengan mengedepankan budaya lokal, desa ini tidak hanya menarik wisatawan, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun