Mohon tunggu...
Nur Laila Oktafiani
Nur Laila Oktafiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca adalah jembatan memperoleh pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Asih Tapi Kandi

9 November 2023   14:40 Diperbarui: 9 November 2023   14:57 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sri Asih woi bukan kamu." Protes temannya.

Kandi yang sedang serius mendengarkan obrolan tersebut tidak menyadari kehadiran Sekar membawa makanan mereka.

"Woi Ndi, ngelamun aja. Ini makanannya udah dateng, buruan makan keburu dingin." Kata Sekar.

"Eh iya Kar, makasih." Jawab Kandi dan segera menyantap nasi goreng tersebut. Dalam pikirannya dia membayangkan andai dia bisa seperti Sri Asih yang memiliki kemampuan terbang dan bisa mengalahkan para penjahat di luar sana. Pasti akan menjadi petualangan yang seru baginya. Selesai menyantap makanannya Kandi dan Sekar segera menuju ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.

Pelajaran terakhir telah usai murid-murid segera membereskan bukunya dan bersiap pulang. Kandi yang telah membereskan bukunya berjalan menuju ke loker tempat ia menyimpan peralatan memanahnya. Ya itu adalah rutinitas Kandi sebelum pulang, ia selalu membawa pulang peralatan memanahnya. Jarak rumah Kandi dan sekolahan tidak begitu jauh, hal itu yang membuat Kandi memilih berjalan kaki menuju rumahnya. Kandi berjalan sambil bersenandung kecil, ketika melewati gang dekat ruko di samping pertigaan Kandi melihat beberapa preman sedang memalak anak SMP, awalnya Kandi hanya melihat sekilas dan lanjut berjalan, namun dia merasa harus menolong anak tersebut. Dia pun segera menghampiri para preman itu.

"Hei! Kalian jangan ganggu anak itu." Seru Kandi.

"Heh, siapa lu? Berani-beraninya ganggu kita. Sana minggir!" Jawab preman berambut jabrik.

"Gak, aku gak bakal pergi sebelum kalian lepasin anak itu." Jawab Kandi.

"Wah ni anak gak ada takutnya sama kita, sini serahin duit lu." Kata preman dengan kelapa plontos.

Segera preman itu menghampiri Kandi dan mencoba merampas tas yang dibawa Kandi. Akan tetapi Kandi segera menghindar dan menjotos pipi preman yang berusaha merampas tasnya. Melihat temannya terkena jotosan, preman berkepala plontos itu mencoba menendang tubuh Kandi. Kandi dengan cepat menangkis tendangan itu dan segera mengambil posisi meraih lengan preman kemudian membantingnya. Preman yang sedang memegang anak SMP dengan cepat membantu temannya. Dan akhirnya ketiga preman tersebut mengkroyok Kandi. Perkelahian itu berlangsung sengit, salah satu preman mengeluarkan pisau dari jaketnya dan mengarahkan pisau tersebut ke Kandi, di saat Kandi sedang menghadapi kedua preman. Anak SMP yang melihat itu segera berteriak.

"Kakak, awas di belakang." Teriak anak SMP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun