Mohon tunggu...
Nur Jannah
Nur Jannah Mohon Tunggu... Guru - Guru Penulis

Hobi membaca fenomena dan menulis alam, memasak, travelling dan merencanakan masa depan anak negeri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutitip Kejora di Tepi Fajar

26 Februari 2023   06:33 Diperbarui: 26 Februari 2023   06:48 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak," pesan Miranti sebelum Rinto keluar ruangan apotek.

Kuli cuci baju para tetangga adalah pekerjaan mereka sehari-hari. Yang ditanya menjawabnya dengan anggukan.

Tepat pukul 12.00 Miranti telah kembali ke ruang perawatan. Di tangannya seplastik obat yang baru saja ditebus.

Gadis sulungnya tengah tertidur. Napasnya naik turun satu-satu. Seperti suara orang tersengal. Miranti yang mendengarkannya saja lelah sendiri.

Sejenak ia merebahkan penatnya di kursi kayu tak bersandaran yang tersedia di sisi ranjang sebeum mengantarkan obat itu kepada suster. Kepalanya ditengadahkan.

Tak seperti biasa, pada jam kunjungan kali ini, sekitar sepuluh dokter datang memeriksa kondisi Lana. Di antaranya bule. Berbahasa Inggris sehingga Miranti sulit memahami apa yang dibicarakan.

Mereka memfoto Lana. Baju yang menutupi perutnya yang buncit pun disingkap untuk menunjukkan gundukan perut itu agar tampak jelas dalam foto.

Tak tahu seperti apa perasaan Miranti saat itu, namun ia mengikuti saja ketika diminta untuk foto juga.

"Begini Bu, dokter-dokter ini dari Amerika. Mereka peduli dan menaruh simpati pada penyakit putri Ibu. Mereka hendak mengujicobakan beberapa obat temuan mereka pada anak ibu. Apakah ibu mengijinkan?" Akhirnya salah seorang dokter memberitahukan isi percakapan para dokter bule itu.

Mata miranti membelalak. Anakku akan menjadi kelinci percobaan? Oh, tidak. Tak akan! Tapi, mungkin dengan obat temuan mereka, Lana bisa sembuh?

"Oh, terima kasih, Dokter. Tapi,bolehkah saya tanyakan dulu pada suami saya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun