"Kakak harus bagaimana sekarang, Yum?"
"Kurang ajar si Angga. Kita nggak boleh diam, Kak."
"Apakah Kakak harus pindah kerja?" tanya Karina.
"Menurutku jangan. Angga harus menerima ganjarannya dulu."
"Apa yang akan kamu lakukan, Yum?"
Gadis itu diam. Dia membisikkan sesuatu kepada kakaknya yang lantas mengangguk-angguk dan tidur.
Esoknya di kantor, Yumna segera menemui Heri di ruangannya. Ia mengatakan semuanya pada lelaki itu sehingga tanpa sadar, lelaki jangkung itu menampar meja.
Prakkk!
"Sudah kuduga, dia biang keladinya." Gusar sekali kelihatannya saat ia ucapkan kalimat itu.
"Saya dendam, Pak. Kakak saya orangnya lemah, tapi saya tidak. Saya tidak bisa tinggal diam."
"Kamu benar, Yum." Heri duduk sambil melonggarkan dasi. Rasanya tenggorokannya seperti tercekik sesuatu sejak mendengar penuturan Yumna.