Mahasiswa Magang: Pahlawan Kantoran atau Korban Eksploitasi?

Masa magang merupakan periode transisi penting bagi mahasiswa untuk menjembatani dunia perkuliahan dengan dunia kerja. Di satu sisi, magang menawarkan kesempatan berharga untuk mengasah kemampuan dan memperluas jaringan profesional. 

Di sisi lain, magang juga dapat menghadirkan berbagai tantangan yang dapat memengaruhi kesehatan mental para mahasiswanya. Saat ini saya sedang melakukan magang di salah satu perusahaan pemerintahan di daerah Surabaya, dan inilah pengalaman saya dalam mengelola mental dalam periode magang kali ini. Simak sampai selesai! dan rasakan manfaatnya!

Tantangan Kesehatan Mental Saat Magang

Beberapa tantangan yang sering dihadapi mahasiswa magang antara lain:

• Stres dan kecemasan: Beban kerja yang tinggi, ekspektasi yang besar, dan rasa ingin menunjukkan kemampuan terbaik dapat memicu stres dan kecemasan. Misalnya, saya memiliki ekspektasi bahwa mahasiswa magang di tempatkan di kantor pusat dan melakukan pelayanan disana, akan tetapi realitanya saya di tempatkan di kelurahan dan dituntut harus turun ke lapangan juga. Hal ini sedikit banyak mempengaruhi kesehatan mental saya saat bekerja.
• Perasaan tidak kompeten: Rasa ragu diri dan keraguan terhadap kemampuan diri dapat muncul ketika dihadapkan dengan tugas-tugas baru dan lingkungan kerja yang asing.
• Kesepian dan isolasi: Beradaptasi dengan lingkungan baru dan budaya kerja yang berbeda dapat membuat mahasiswa magang merasa kesepian dan terisolasi dari teman dan keluarga.
• Ketidakpastian: Kurangnya kejelasan tentang prospek pekerjaan setelah magang dapat menimbulkan rasa cemas dan ketidakpastian tentang masa depan.

Tips Menjaga Kesehatan Mental Saat Magang

Bekerjalah sesuai tupoksi anda, jangan biarkan oknum karyawan memperbudak anda dalam proses belajar anda.

Berikut beberapa tips yang dapat membantu mahasiswa magang menjaga kesehatan mental mereka:

1. Kelola Ekspektasi dengan Tepat

Memahami bahwa magang adalah proses belajar dan bukan ajang untuk menjadi "karyawan sempurna" dapat membantu meringankan ekspektasi. Jangan ragu untuk bertanya dan belajar dari senior. Tetapkan target yang realistis dan fokuslah pada pengembangan diri. Paksakan diri anda pada batas kemampuan anda saja jangan melebihi batas tersebut.

2. Atur Waktu dan Prioritas dengan Baik

Membuat daftar tugas dan jadwal harian dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan efisien dan menghindari stres. Prioritaskan tugas-tugas penting dan alokasikan waktu yang cukup untuk menyelesaikannya. Jangan lupa luangkan waktu untuk istirahat dan bersantai.

3. Jaga Komunikasi yang Terbuka

Bicarakan dengan atasan, mentor, atau teman magang lain jika mengalami kesulitan atau merasa tertekan. Komunikasi yang terbuka dapat membantu menyelesaikan masalah dan membangun hubungan yang baik.

4. Peduli Terhadap Diri Sendiri

Pastikan untuk makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur cukup. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda sukai untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.

5. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Jika merasa stres dan kecemasan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau terapis.