Mohon tunggu...
Siti Nurjanah Firmansyah
Siti Nurjanah Firmansyah Mohon Tunggu... Administrasi - a learner

Kimia UI 18

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Punya Sedikit Teman? It's Okay loh!

16 Oktober 2019   22:52 Diperbarui: 16 Oktober 2019   22:59 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pasti banyak dari kalian yang ngerasa pasti kok temen gue itu-itu aja ya? Kok dia sekarang mainnya sama si A mulu, padahal dulu gue sama dia deket banget kemana-mana bareng. Well, itu sebenarnya wajar, wajar banget malah. Nggak sedikit yang merasa hal seperti itu di usia yang makin bertambah, termasuk gue. Nggak bisa dipungkiri sih, kalau dalam pertemanan juga terjadi sistem seleksi. Semakin bertambahnya usia, menurut gue ini dari apa yang gue rasain lingkaran pertemanan gue itu makin kecil, makin jadi itu-itu aja. Temen sedikit boleh, yang penting kenalan harus banyak.

Dulu, waktu gue di jenjang sekolah, gue temenan sama orang ya langsung temanan aja gitu. Nggak pernah mikir panjang tentang sistem pertemanan itu nantinya bakal gimana. Namun hal tersebut tidak berjalan selamanya, ketika gue masuk SMA, gue mulai memikirkan banyak hal untuk berteman dengan orang lain. Mungkin karena udah banyak pengalaman yang bisa diambil dalam menjalani dunia pertemanan, gue jadi lumayan mikir kalau mau berteman sama seseorang. Sebenarnya, itu adalah sebuah hak loh untuk berteman dengan seseorang. Hak kita sebagai pemilik diri kita. Tak dipungkiri, teman itu sangat sangat berpengaruh loh untuk kehidupan kita. Ketika kita mumutuskan seseorang itu penting bagi kita, maka tepat saat itu juga kita telah mengizinkan orang lain untuk turut andil dalam pengambilan sikap dan keputusan kita.

Manusia itu nggak bisa hidup sendiri, paling tidak punya satu orang yang bener-bener dia percaya untuk menumpahkan segala permasalahan hidup yang dia alami. Nah, saran, masukkan, dan tanggapan dialah yang secara tidak langsung memengaruhi opini, sikap, dan keputusan kita akan suatu hal. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyeleksi siapa saja orang yang masuk ke lingkaran terkecil hidup kita.

Well, gue mulai menyadari adanya toxic friend itu ketika gue lulus SMA. Gue mulai menyadari pertemanan yang gue bangun selama ini ngga sehat buat diri gue. Menurut gue, teman itu bukan orang yang selalu membela gue mau gue bener ataupun salah, bukan. Teman itu adalah seseorang yang ada dalam keadaan suka dan duka gue, orang yang berani ngingetin dan negur gue ketika gue salah, dan seseorang yang mau support apapun keputusan terbaik yang gue buat. Wajar banget ketika semakin dewasa, lingkaran pertemanan kita semakin kecil. Semakin kita dewasa, kehidupan yang kita jalani juga semakin kompleks. Hal itu yang akhirnya menyusutkan jumlah orang-orang terbaik yang bisa berada di sisi kita. Apa yang ada dipikiran kita udah bukan lagi hanya tentang bagaimana mendapat nilai 100 untuk pelajaran tertentu. Kita pasti sudah mulai memikirkan mengenai masa depan yang benar-benar jaraknya tidak lama lagi. Terbersit dipikiran gue, apakah gue bisa jadi 'orang' ya? Apa gue bisa berdiri di atas kaki gue sendiri? Apa gue mampu bertahan di dunia yang katanya kejam ini? Banyak pikiran-pikiran 'dewasa' itu yang akhirnya mampir ke benak gue. Dari situ gue juga mulai merasa bahwa gue harus memiliki benar-benar orang-orang terbaik yang mau gue ajak berkelana meraih mimpi-mimpi itu  baik mimpi gue maupun mimpi mereka. 

Secara ngga sadar, lingkaran pertemanan itu emang menyusut seiring makin fokusnya kita dengan tujuan kita. Setiap orang punya mimpi dan tujuan hidupnya masing-masing. Orang-orang yang bervisi hidup samalah yang akhirnya menetap dan pencariannya itu butuh proses dan pengorbanan yang ngga sedikit. So, ketika kalian uda dapetin itu, sebisa mungkin jaga dia baik-baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun