Mohon tunggu...
Nuris Adelia Tabassam Nuruddin
Nuris Adelia Tabassam Nuruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknologi Radiologi Pencitraan

Mahasiswa Fakultas Vokasi Prodi Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Optimalisasi Pemeriksaan Radiografi Humerus AP pada Pasien dengan Indikasi Klinis Fraktur Humerus Proksimal

1 Juni 2025   17:25 Diperbarui: 1 Juni 2025   17:31 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Humerus proksimal dalam keadaan normal (tidak terindikasi klinis fraktur). (Sumber: iStockphoto) 

METODE

Teknik pemeriksaan radiografi yang dilakukan pasien adalah Humerus dengan proyeksi antero-posterior (AP). Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur ini meliputi pesawat sinar-X radiografi, serta Imaging Plate (IP) dengan ukuran 35x35 cm atau 24x30 cm. Selain itu, digunakan pula Workstation Radiografi sebagai sarana untuk menganalisis citra, serta Computed Radiography (CR) Reader untuk membaca hasil dari IP. Operator console yang telah dilengkapi dengan X-ray hand switch sebagai pengendali paparan sinar-X. Untuk keperluan identifikasi sisi tubuh yang diperiksa, digunakan marker radiografi berlabel R (kanan) atau L (kiri).

Langkah kerja diawali dengan mengidentifikasi seluruh peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan, memastikan semuanya dalam kondisi baik dan siap pakai. Selanjutnya, dilakukan persiapan ruangan radiografi, yang meliputi pengecekan kebersihan dan kerapian, memastikan suhu ruangan berada di bawah 25C, serta kesiapan imaging plate sesuai ukuran, meja pemeriksaan, dan posisi tabung X-ray yang harus berada pada posisi semula atau default. Persiapan pasien juga merupakan bagian penting dari prosedur ini. Operator harus melakukan verifikasi data pasien secara teliti dengan cara mengonfirmasi nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat, serta memahami indikasi klinis dari pemeriksaan. Pasien juga harus diberikan instruksi untuk melepas semua benda logam yang berada di area yang akan diperiksa, guna menghindari gangguan pada hasil citra.

Foto pasien dengan posisi supine dalam pemeriksaan humerus AP. (Sumber: Bontrager, K. L., & Lampignano, J. P. (2018). Textbook of radiographic)
Foto pasien dengan posisi supine dalam pemeriksaan humerus AP. (Sumber: Bontrager, K. L., & Lampignano, J. P. (2018). Textbook of radiographic)

Pada tahap pemeriksaan, pemosisian pasien dan obyek sangat menentukan kualitas gambar yang dihasilkan. Pasien diposisikan dalam keadaan terlentang (supine). Imaging plate disesuaikan agar sendi bahu dan siku berjarak sama dari ujung image receptor. Tubuh pasien kemudian diputar ke sisi yang akan diperiksa sehingga bahu dan bagian proksimal humerus mendekati IR. Humerus disesuaikan sejajar dengan sumbu panjang IR. Tangan dan pergelangan tangan diekstensikan semaksimal mungkin. Lengan di abduksi dan tangan di supinasi secara perlahan hingga epikondilus siku sejajar dan berjarak sama terhadap IR. Marker R/L diletakkan di luar obyek, namun masih dalam area kolimasi.

Pengaturan tabung dilakukan dengan mengarahkan sinar-X secara tegak lurus terhadap IR, dengan pusat penyinaran (central point) berada pada midpoint of humerus. FFD diatur sejauh 100 cm. Kolimasi disesuaikan agar mencakup jaringan lunak pada humerus dan bahu, dengan batas bawah bidang kolimasi mencapai elbow joint, sedangkan batas atas terletak di atas glenohumeral joint atau sekitar 2,5 cm dari proximal forearm. Pengaturan parameter eksposi ditetapkan dengan kV 55, mA 200, dan mAs 4, yang disesuaikan untuk mendapatkan kualitas gambar yang optimal dengan dosis radiasi yang terkendali. Dengan mengikuti langkah-langkah secara tepat, pemeriksaan radiografi pada humerus dapat menghasilkan citra yang optimal dan dosis yang aman bagi pasien. 

HASIL 

Gambar 1. Terindikasi klinis fraktur pada humerus proksimal. (Sumber: iStockphoto)
Gambar 1. Terindikasi klinis fraktur pada humerus proksimal. (Sumber: iStockphoto)
Berikut adalah hasil foto dari pemeriksaan radiografi humerus proximal AP. Hasil foto mencakup beberapa bagian humerus seperti head of humerus, anatomical neck, tubercle greater dan lesser. Pada gambar 1 terlihat adanya kontur tulang yang tidak teratur, hal ini menandakan adanya kemungkinan terjadi fraktur pada humerus proximal. Dapat dilihat adanya perubahan posisi fragmen tulang, disertai dengan hilangnya kesatuan bentuk antara head of humerus dan anatomical neck. Informasi yang tertera pada hasil citra ini sesuai dengan karakteristik fraktur yang umum dijumpai pada kasus trauma langsung maupun tidak langsung. Menurut Resnick (2002), fraktur humerus proximal merupakan salah satu jenis fraktur yang umum terjadi, terutama pada lansia, dan dapat melibatkan satu atau lebih bagian dari humerus proximal. 

Gambar 2. Humerus proksimal dalam keadaan normal (tidak terindikasi klinis fraktur). (Sumber: iStockphoto) 
Gambar 2. Humerus proksimal dalam keadaan normal (tidak terindikasi klinis fraktur). (Sumber: iStockphoto) 
Sementara itu, pada gambar 2 menunjukkan hasil citra dengan struktur tulang humerus yang utuh dan simetris tanpa terlihat adanya retakan. Head of humerus terlihat bulat dan sejajar dengan permukaan artikular scapula, tidak terlihat adanya celah fraktur atau kelainan bentuk lainnya. Greater tubercle dan lesser tubercle juga terlihat dengan batas yang jelas, serta tidak ada indikasi dislokasi atau pergeseran pada struktur tulang. Hasil citra ini menampilkan kriteria dari kondisi anatomi yang normal dan sehat. Pentingnya interpretasi radiografi secara tepat menjadi krusial dalam proses diagnosis dan penentuan penatalaksanaan pasien. Meskipun radiografi ini terbatas dalam detail jaringan lunak, tetapi menjadi pemeriksaan awal yang sangat informatif dalam mendeteksi kelainan tulang (Miller & Keats, 2014) 

PEMBAHASAN

Pemeriksaan radiografi humerus dengan proyeksi antero-posterior atau AP merupakan metode pencitraan yang paling dasar dan penting dalam mengevaluasi cedera awal pada tulang humerus. Proyeksi AP dilakukan untuk menilai struktur humerus secara keseluruhan dan secara khusus difokuskan pada area proksimal karena dicurigai terdapat fraktur saat proses anamnesis. Pemeriksaan radiografi humerus AP ini menampakkan visualisasi dari tulang humerus. Pada bagian proximal, terdapat bagian head of humerus, anatomical neck, surgical neck, dan greater tubercle serta lesser tubercle. Pada bagian shaft atau batang humerus, terdapat bagian humeral shaft, deltoid tuberosity, dan radial groove. Pada bagian distal, terdapat bagian medial dan lateral epicondyle, trochlea, capitulum, serta coronoid dan radial fossa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun