METODE
Teknik pemeriksaan radiografi yang dilakukan pasien adalah Humerus dengan proyeksi antero-posterior (AP). Alat dan bahan yang digunakan dalam prosedur ini meliputi pesawat sinar-X radiografi, serta Imaging Plate (IP) dengan ukuran 35x35 cm atau 24x30 cm. Selain itu, digunakan pula Workstation Radiografi sebagai sarana untuk menganalisis citra, serta Computed Radiography (CR) Reader untuk membaca hasil dari IP. Operator console yang telah dilengkapi dengan X-ray hand switch sebagai pengendali paparan sinar-X. Untuk keperluan identifikasi sisi tubuh yang diperiksa, digunakan marker radiografi berlabel R (kanan) atau L (kiri).
Langkah kerja diawali dengan mengidentifikasi seluruh peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan, memastikan semuanya dalam kondisi baik dan siap pakai. Selanjutnya, dilakukan persiapan ruangan radiografi, yang meliputi pengecekan kebersihan dan kerapian, memastikan suhu ruangan berada di bawah 25C, serta kesiapan imaging plate sesuai ukuran, meja pemeriksaan, dan posisi tabung X-ray yang harus berada pada posisi semula atau default. Persiapan pasien juga merupakan bagian penting dari prosedur ini. Operator harus melakukan verifikasi data pasien secara teliti dengan cara mengonfirmasi nama lengkap, tanggal lahir, dan alamat, serta memahami indikasi klinis dari pemeriksaan. Pasien juga harus diberikan instruksi untuk melepas semua benda logam yang berada di area yang akan diperiksa, guna menghindari gangguan pada hasil citra.
Pada tahap pemeriksaan, pemosisian pasien dan obyek sangat menentukan kualitas gambar yang dihasilkan. Pasien diposisikan dalam keadaan terlentang (supine). Imaging plate disesuaikan agar sendi bahu dan siku berjarak sama dari ujung image receptor. Tubuh pasien kemudian diputar ke sisi yang akan diperiksa sehingga bahu dan bagian proksimal humerus mendekati IR. Humerus disesuaikan sejajar dengan sumbu panjang IR. Tangan dan pergelangan tangan diekstensikan semaksimal mungkin. Lengan di abduksi dan tangan di supinasi secara perlahan hingga epikondilus siku sejajar dan berjarak sama terhadap IR. Marker R/L diletakkan di luar obyek, namun masih dalam area kolimasi.
Pengaturan tabung dilakukan dengan mengarahkan sinar-X secara tegak lurus terhadap IR, dengan pusat penyinaran (central point) berada pada midpoint of humerus. FFD diatur sejauh 100 cm. Kolimasi disesuaikan agar mencakup jaringan lunak pada humerus dan bahu, dengan batas bawah bidang kolimasi mencapai elbow joint, sedangkan batas atas terletak di atas glenohumeral joint atau sekitar 2,5 cm dari proximal forearm. Pengaturan parameter eksposi ditetapkan dengan kV 55, mA 200, dan mAs 4, yang disesuaikan untuk mendapatkan kualitas gambar yang optimal dengan dosis radiasi yang terkendali. Dengan mengikuti langkah-langkah secara tepat, pemeriksaan radiografi pada humerus dapat menghasilkan citra yang optimal dan dosis yang aman bagi pasien.Â
HASILÂ
PEMBAHASAN
Pemeriksaan radiografi humerus dengan proyeksi antero-posterior atau AP merupakan metode pencitraan yang paling dasar dan penting dalam mengevaluasi cedera awal pada tulang humerus. Proyeksi AP dilakukan untuk menilai struktur humerus secara keseluruhan dan secara khusus difokuskan pada area proksimal karena dicurigai terdapat fraktur saat proses anamnesis. Pemeriksaan radiografi humerus AP ini menampakkan visualisasi dari tulang humerus. Pada bagian proximal, terdapat bagian head of humerus, anatomical neck, surgical neck, dan greater tubercle serta lesser tubercle. Pada bagian shaft atau batang humerus, terdapat bagian humeral shaft, deltoid tuberosity, dan radial groove. Pada bagian distal, terdapat bagian medial dan lateral epicondyle, trochlea, capitulum, serta coronoid dan radial fossa.