Namun, yang membuatku bersyukur. Sekolah mungil itu memiliki seorang kepala sekolah yang sangat totalitas, jiwa pengabdiannya sangat tinggi. Beliaulah yang membangun sekolah mungil ini hingga keadaannya jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Dan pembangunan itu menggunakan uang pribadi dan sumbangan tenaga dari warga yang bersedia membantu. Beliau sama sekali tak mengharap apapun kecuali sekolah ini bisa menjadi tempat belajar yang nyaman bagi anak-anak sekitar. Aku sungguh terharu mendengarnya.
Yang membuatku bersyukur lagi, adalah anak-anak yang memiliki semangat tinggi dalam belajar. Walaupun jika diukur secara kemampuan mereka lebih rendah dari sekolah pada umumnya. Materi yang diajarkan sebenarnya tak sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan di sekolah formal lainnya. Namun, minimal semangat itulah yang menjadi bekal sehingga mereka memiliki tekad untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, meskipun di daerahnya sama sekali tidak mendukung.
Itulah setitik harapan dari benakku untuk pendidikan di negeri ini. Semoga semangat belajat itu selalu menyala dan tak pernah surut di hati mereka. Hingga kelak mereka kembali dan mampu memajukan daerah mereka sendiri.