Mohon tunggu...
nurhanifahrizky
nurhanifahrizky Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk menebar manfaat

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dunia Terbalik

12 Desember 2018   10:12 Diperbarui: 12 Desember 2018   10:16 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jv.wikipedia.org/wiki/Kethek_ogleng



Dunia memang sudah kebolak-balik kebinatangan dan kemanusiaan
Manusia dibinatangkan, binatang dimanusiakan dan itu dilakukan oleh manusia
Akal, katanya sih itu perbedaan paling mendasar dari manusia dan binatang

Binatang kodratnya bertelanjang tapi justru diberi pakaian, oleh tuannya yang berakal
Katanya itu hobi, itu lifestyle zaman now, itu kebebasan majikan

Manusia dulunya bertelanjang, lalu berpakaian, kini semakin primitif, setengah telanjang, atau tak malu nyaris telanjang, bahkan menelanjangi sesamanya

Menelanjangi dengan cara apa pun atas nama pakaiannya
Yah, manusia dengan akalnya

Binatang memakan apa saja yang ada dimatanya, tak peduli bertuan atau tidak, karena dia tidak berakal
Manusia memakan yang ada di depan matanya dan jelas tahu bahwa itu bukan miliknya, padahal dia berakal
Binatang jantan akan mendekati si betina tak peduli waktu dan tempat untuk menyalurkan hasrat biologisnya, tak punya malu itulah binatang, karena dia tak berakal

Manusia memamerkan hasrat yang tersalurkan dengan gaya binatangnya, tidak lihat tempat dan waktu, justru bangga akan malunya yang hilang, masihkah disebut berakal?

Bahkan binatang dengan naluri kebinatangannya menjaga anak-anaknya dengan mengobarkan seluruh jiwa raga saat binatang lain mencoba menerkam

Tapi manusia justru dengan kebinatangan akalnya membuang anaknya, membuang anaknya di selokan, di tempat sampah, bahkan dia cincang-cincang tubuhnya lalu dia sebarkan untuk melupakan aibnya, yah pura-pura melupakan aibnya, menjaga harga dirinya, menjaga namanya dengan membuang nurani kemanusiaannya, dan kini dia sudah mengalahkan kebinatangan dari binatang!

Selamatlah bagi manusia yang telah memenangkan piagam kebinatangan, tidak lagi berakal, bangga kehilangan malu, memperjuangkan nafsu dan naluri yang telah lama mati

Dialah manusia akhir zaman yang menyia-nyiakan darah dagingnya sendiri untuk dimakan lalat dan belatung, lalu dia pun mati menggantung

Yogyakarta, 11 Desember 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun