Mohon tunggu...
nurfadhilah rauf
nurfadhilah rauf Mohon Tunggu... Dosen, Konsultan Keluarga, Kesehatan dan Pendidikan

Licensed Promotor STIFIn Family

Selanjutnya

Tutup

Love

Pak, Bu... Anak Kita Takut Sama Kita: Catatan dari Ruang Kelas SD

23 April 2025   17:41 Diperbarui: 23 April 2025   17:41 582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi Kesehatan Mental di SD

Hari ini, dalam sesi bareng anak-anak SD kelas tinggi di acara P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), kami bertanya:
"Kalau kamu merasa takut, biasanya takut kepada apa atau siapa?"

Salah satu jawaban paling banyak? "Takut sama Mama."

Jleb.

Padahal, nggak ada Mama yang berniat bikin anaknya trauma. Tapi realitanya, banyak anak-anak SD yang merasa cemas, tegang, bahkan takut saat menghadapi orang tua---terutama ibu. Apakah ini salah orang tua? Bukan nyalahin, tapi yuk kita coba pahami.

Anak Zaman Now & Kesehatan Mental: Data Bicara

Menurut riset dari Global School-based Student Health Survey (WHO & Kemkes RI, 2022), hampir 1 dari 4 anak usia sekolah dasar melaporkan merasa sedih atau putus asa selama lebih dari dua minggu berturut-turut.

Sementara data UNICEF (2021) menyebutkan:

  • 2 dari 3 anak di Indonesia mengalami kekerasan di rumah, baik fisik maupun verbal.

  • Hanya 1 dari 10 anak yang berani terbuka soal perasaannya kepada orang tuanya.

Kaget? Sama. Tapi ini jadi sinyal penting bahwa pendekatan kita sebagai orang tua perlu di-update, bukan cuma gadget dan aplikasi aja yang harus diperbarui.

Kenapa Anak Bisa Takut?

Anak SD zaman sekarang pintar-pintar, tapi juga sensitif. Hal-hal yang bikin mereka takut bisa jadi sepele di mata kita, tapi berat di hati mereka. Beberapa alasannya:

  • Nada suara keras, meski niatnya mendidik

  • Teguran atau ancaman saat nilai jelek atau lupa tugas

  • Dibanding-bandingkan dengan anak lain

  • Tidak ada waktu mendengar curhat mereka

Edukasi Kesehatan Mental di SD
Edukasi Kesehatan Mental di SD
Jadi, Gimana Baiknya?

Tenang, ini bukan tentang harus jadi orang tua sempurna. Tapi kita bisa mulai dari langkah kecil:

Dengarkan tanpa buru-buru menilai
Tanya perasaannya, bukan hanya hasil ujiannya
Luangkan waktu 10--15 menit sehari ngobrol santai, tanpa gadget
Tunjukkan bahwa rumah adalah tempat aman untuk salah dan belajar

Yuk, Jadi Ruang Nyaman yang Dirindukan

Anak-anak tidak akan selalu ingat mainan mahal atau hadiah ulang tahun.
Tapi mereka akan selalu ingat... siapa yang membuat mereka merasa aman.

Mereka butuh orang tua yang bisa mereka dekati tanpa takut.
Bukan yang sempurna, tapi yang mau berubah dan terus belajar.

Yuk, mulai hari ini, kita dengarkan suara anak-anak kita. Bukan hanya dengan telinga, tapi juga dengan hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun