Mohon tunggu...
Nur Dwi Yanti
Nur Dwi Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Adakala ketika kita mencoba bersama untuk bergerak, sebagian ada yang mundur teratur. Adakala ketika kita terdiam semua bergerak...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kompilasi

7 April 2023   01:59 Diperbarui: 7 April 2023   02:05 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Urgent, terbalut kecepatan waktu yang terus bergerak
Tatanan yang terbentuk tercerai berai mengikuti paradigma
Kebakuan menjadi hal yang sulit tertata dalam satu visi.

Setiap kala muncul filsuf palsu membawa filosofi yang tumpah ruah menyesatkan.

Cibiran, pujaan menyatu membutakan
Hilir mudik dogma bergantian menyatakan kebenaran
Tiada yang kalah atau pun pemenangnya, hanya caci maki dan pemuas diri dalam kekuasaan.

Hingga kapan semua ini terjadi?
Kami hanya butuh damai, butuh ketenangan sebagai manusia yang berhak atas kehidupan
Tanpa harus ditunggangi atas nama hak yang menginjak.

Perseteruan akan kah terhenti?
Kapankah semua bersatu dalam visi yang sama,
Melakukan kompilasi apakah suatu keniscayaan.

Hanya berharap tanpa suara, karena suara sudah tercekat
Hanya bermimpi tanpa arti, karena mimpi telah tergadaikan.

Tangerang Selatan, 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun