Mohon tunggu...
Nur Dwi Yanti
Nur Dwi Yanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Adakala ketika kita mencoba bersama untuk bergerak, sebagian ada yang mundur teratur. Adakala ketika kita terdiam semua bergerak...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jiwa yang Hilang

21 Maret 2023   02:01 Diperbarui: 21 Maret 2023   02:10 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasar kosong suram

Terselimuti dinding yang kusam

Membekas jelas goresan kasar di setiap jengkal

Seperti luka kering yang menganga

 

Hampa,

Desir angin pun enggan menyentuh

Guratan surya melampaui batas tak membekas

Terbelenggu kelam tak bergerak

 

Entah sampai kapan kesunyian menyelimuti, menguasai, menggerogoti, bahkan membinasakan

Mengurai lepas lenyap setiap yang mencoba masuk

 

Merana, mencoba memberontak dan berteriak namun daya terikat lingkaran suram kegelapan

Luka membusuk tiada manusia mana pun mampu membasuh nya

Terpekur sepi hilang arah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun