Mohon tunggu...
Lampu dinding
Lampu dinding Mohon Tunggu... Emak emak yang haus ilmu

Berazzam kuat ingin terus menulis sebagai wasilah dakwah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Mata-mata sahur

5 Maret 2025   00:54 Diperbarui: 5 Maret 2025   00:54 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Ma, kata Uci, kulkasnya jangan dicolok, nanti kulkasnya turun". Si abang sibuk minta dibuatkan jus alpukat. Umma tidak terlalu memperhatikan apa yang diucapkan abang barusan. Umma yang sedari tadi sibuk bolak-balik dapur - kamar, karena blender disimpan di kamar, sedangkan alpukat dan gulanya ada di dapur. 

"Ma, abang maunya pakai es, biar segar untuk buka kuasanya", abang loncat kegirangan melihat alpukatnya ready to blend. "Puasa nak, pu pu pu. Bukan kuasa". Umma menuruti kemauan anak bujang yang ingin minum jus alpukat. Walaupun sekarang fajar pun belum menyapa, suara orang tadarus di surau diselingi lolong anjing sekali-sekali masih terdengar. Tak seperti biasanya, suara botol dan panci membangunkan sahur, tak seriuh biasanya. Beda dari tahun-tahun sebelumnya. 

Saat umma sudah siap memencet tombol 1, "umma... Umma... Es batu nya mana? Abang mau pakai es". Dengan lembut umma menjawab, bahwa es batu nya harus dibuat dulu. Sekejap umma langsung meraih kabel kulkas yang menggantung di dinding, dan hap! 

"Umma, abang kan sudah bilang daritadi, Uci bilang, kulkas jangan dicolok, nanti kulkasnya turun. Kalau kulkasnya turun, nanti hancur ke lantai, kulkasnya nggak bisa dipakai lagi, bentar lagi kan sahur. Abang mau jus alpukatnya pakai es ma". Sontak umma tersenyum lebar dan tak tahan lagi menyumbat tawa. Ternyata abang tidak menangkap maksud neneknya, bahwa mencolok kabel listrik bisa menyebabkan saklar listrik turun, dan semuanya mati. Bukan kulkas yang turun. Ada-ada saja yang membuat mata terbelalak di sepertiga malam ini. 

"Bismillah", Krik! Saat umma mencolok kulkas, listrik langsung turun, semua lampu padam. "Naaaah, kan umma kulkasnya turun". Ternyata abang paham maksudnya kulkas turun sekarang. 

"Ummaaaa, ummaaa, heeek heeekk heeek ummmaaa", suara adik terdengar ke kamar belakang, lelapnya terganggu karena lampu mati seketika. Dalam sekejap umma dan abang berjalan ke kamar adik, lalu umma menggendongnya yang tengah tersedu-sedu, karena mendapati umma nya tak ada di samping saat matanya terbuka. Setelah tenang, adek mengajak umma ke WC. 

Sesampai di depan wc, duuuuaaarrr! Lampu WC meledak. Adek dan abang terkejut bukan main. Tapi tak disangka, bukannya minta peluk, adek malah mengangkat tangan di depan WC. "Ya allah, tolong hidupkan lampu ya allah". Adek berdoa begitu khusyu'. 

Umma tersenyum menyaksikan tingkah si adek yang begitu menggemaskan, tangan mungilnya menengadah memohon penerangan. Bathin campur aduk. Antara luar biasa terharu karena ingatnya adek kepada Allah di situasi pahit dan juga merasa geli karena berdo'anya tepat di depan WC. 

"Ma, kok umma senyum, adek tu lagi berdo'a, Allah kan Maha kuasa ma, bisa ada dimana-mana. Eh ma, tapi kalau Allah di padang pasir, bisa pasiran dong mata Allah SWT". Umma tertawa lepas. 

"Allah Maha melihat nak, dan dengan kuasanya, tidak ada sebiji pasir pun yang bisa singgah pada penglihatan Allah SWT". Umma menjelaskan dengan berapi-api. 

"Kalau kuasa bobo boy, berarti kalah ya ma?". Tiada satupun yang dapat menandingi kuasa Allah SWT. Umma menirukan gaya bobo boy.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun