Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kutukan Zamrud Hijau

19 September 2025   20:32 Diperbarui: 19 September 2025   20:38 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cincin Zamrud Kutukan (Sumber: MetaAI)

***

Cinta yang Terlarang

Siklus itu berulang. Suami pertama, suami kedua, semuanya tewas setelah tujuh tahun. Tapi Ratih tetap muda, tetap memesona, tetap menjadi primadona.

Hingga suami ketiganya datang. Berbeda dengan yang lain, pria ini penuh kesabaran dan karisma. Ratih benar-benar mencintainya. Ia merasakan sesuatu yang sudah lama hilang: cinta yang tulus. Untuk pertama kali, ia tak ingin kehilangan.

Di tahun ketujuh, tubuh suaminya mulai melemah. Ratih panik, berdoa setiap malam, bahkan mencoba menanggalkan cincin zamrud dari jarinya. Tapi cincin itu menempel erat, seakan menyatu dengan kulitnya.

Malam purnama tiba. Tubuh Ratih gemetar, matanya memerah. Ia ingin melawan, tapi tubuhnya bergerak sendiri, menyalakan dupa, menari, dan melantunkan mantra yang tak ia pahami.

Suaminya menatapnya dengan lemah. “Ratih… jangan menangis… aku tetap mencintaimu.”

Air mata Ratih jatuh deras. “Tidak… aku tidak mau kehilanganmu Kang… aku tidak mau lagi!”

Namun, cincin berkilau makin terang. Suaminya mengembuskan napas terakhir, wajahnya membiru, sementara Ratih menjerit di tengah kamar yang dipenuhi aroma melati.

Di cermin, nenek muncul lagi, tertawa lirih. “Kau tidak bisa mengingkari perjanjian. Kau adalah aku, dan aku adalah kau.”

Ratih jatuh terduduk, meratap dalam hening. Ia sadar, meski hatinya ingin bebas, cincin zamrud kutukan itu telah mengekangnya selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun