Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Somatoform dan Factitious Disorders

8 Agustus 2025   22:26 Diperbarui: 10 Agustus 2025   18:06 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemeriksaan dokter

Bayangkan seseorang mengeluh nyeri hebat di dada, pusing berkelanjutan, atau lumpuh mendadak, tetapi semua hasil pemeriksaan medis menunjukkan kondisi normal. 

Di sisi lain, ada pasien yang dengan sengaja memalsukan gejalanya demi mendapatkan perhatian. Dua fenomena ini; somatoform disorders dan factitious disorders, sama-sama membuat dunia medis bekerja ekstra keras, memisahkan antara keluhan yang lahir dari pikiran dan keluhan yang diciptakan secara sadar.

Gejala Nyata Tanpa Penyakit: Somatoform Disorders

Somatoform disorders adalah gangguan kesehatan mental di mana pasien mengalami gejala fisik yang nyata bagi dirinya, namun tidak ditemukan penyebab medis yang jelas. 

Nyeri, pusing, kelelahan, atau gangguan fungsi tubuh benar-benar dirasakan, tetapi pemicunya sering kali adalah faktor psikologis seperti stres, kecemasan, atau trauma.

Jenis-jenis somatoform disorders antara lain somatization disorder (keluhan fisik berulang di berbagai organ), hypochondriasis (keyakinan berlebihan menderita penyakit serius), conversion disorder (gejala menyerupai penyakit saraf seperti lumpuh atau hilang penglihatan), dan pain disorder (nyeri kronis tanpa penyebab medis yang sebanding).

Ciri khasnya: pasien tidak berpura-pura. Gejala tersebut nyata bagi mereka, meskipun sulit dijelaskan secara medis.

Gejala yang Direkayasa: Factitious Disorders

Berbeda dari somatoform, factitious disorders terjadi ketika seseorang secara sadar menciptakan atau memalsukan gejala penyakit. 

Tujuannya bukan untuk mendapatkan uang atau menghindari tanggung jawab, melainkan untuk mendapatkan perhatian, simpati, atau pengakuan sebagai “orang sakit.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun