Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebih Takut Baterai 1%, daripada Akhlak 0%?

27 Juli 2025   13:00 Diperbarui: 27 Juli 2025   09:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Low battery (Sumber: freepik/rawpixel.com)

Tanda-Tanda 'Akhlak 0%': Ringan Tapi Fatal

Saat seseorang menyebar informasi tanpa verifikasi, itu tanda akhlaknya sedang redup. Saat komentar di media sosial penuh body shaming, makian, dan tuduhan tanpa dasar, itulah bentuk akhlak yang kehabisan daya.

Contoh paling umum bisa kita lihat di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, maupun X (dulu Twitter). Selebgram diserang hanya karena penampilan, konten dakwah dihina karena dianggap ‘kurang estetika’, bahkan tragedi diolok-olok demi viralitas. Semua terjadi atas nama kebebasan berekspresi.

Padahal, menurut Ustazah Rahmah Ayu, seorang dai muda yang aktif berdakwah di media sosial, “Setiap ekspresi publik, meski hanya emoji atau komentar singkat, tetap punya nilai moral. 

Kalau komentar kita bisa menyakiti, kenapa harus dituliskan? Bukankah akhlak juga diuji di balik layar?”

Tak Ada Notifikasi Saat Nurani Menipis

Berbeda dengan ponsel yang akan memberi notifikasi saat baterai lemah, akhlak kita tidak memberi sinyal yang sejelas itu. Ia menipis secara perlahan; sering dimulai dari toleransi terhadap kebohongan kecil, lelucon sarkas, atau membiarkan diri menormalisasi konten kebencian.

Kita pun jarang memeriksa ‘daya moral’ kita sendiri. Berapa kali kita marah hari ini? Berapa kali mengabaikan orang yang butuh bantuan? Berapa kali berkomentar negatif tanpa berpikir panjang?

Sayangnya, semua ini dianggap biasa. Bahkan, menjadi tren atau ajang pembuktian bahwa "gue paling savage" atau "paling jujur tanpa filter".

Mengisi Ulang Akhlak di Era Bising

Di tengah kebisingan digital, saatnya kita bertanya: bagaimana cara mengisi ulang akhlak?

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
    Lihat Lyfe Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun