Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Sekolah Ke Liang Lahat: Ketika Bullying Tak Lagi Sekadar Luka Batin

15 Juli 2025   20:20 Diperbarui: 15 Juli 2025   20:20 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Bullying (Sumber: freepik/jcomp)

Kata-kata kasar, komentar merendahkan, atau mempermalukan murid di depan kelas bukan hanya tidak etis, tapi bisa menjadi luka psikologis yang membekas selamanya.

Di masa remaja, saat emosi masih labil dan pencarian jati diri sedang intens—satu kalimat dari guru atau teman bisa menjadi pemantik semangat, atau justru jadi pemicu keputusasaan.

Teman Bukan Pemangsa: Stop Bullying!

Tak kalah menyakitkan adalah perilaku bullying dari teman sebaya. Berkedok "candaan", tindakan ini sering dianggap remeh. 

Padahal bagi korban, ejekan, pengucilan, atau penyebaran aib di media sosial bisa menjadi penderitaan mental yang luar biasa. Tak ada satu pun siswa yang berhak membully anak orang lain dengan alasan apapun!

Bukan sekadar luka, bullying adalah bentuk kekerasan yang nyata. Dan ketika tidak ditangani dengan tegas, ia tumbuh menjadi budaya yang mematikan.

Geram dan Kecewa: Ini Harus Berhenti!

Saya, sebagai guru dan orang tua, geram. Mengapa masih ada guru yang mendidik dengan cara menghina? Mengapa masih ada murid yang merasa berhak merendahkan temannya?

Priya mungkin tak sempat bersuara. Tapi kisahnya adalah teriakan bisu yang mengguncang nurani siapa pun yang peduli. Ini bukan sekadar insiden tragis, ini adalah tamparan keras bagi sistem pendidikan kita yang masih lemah dalam perlindungan mental anak.

Regulasi Sudah Ada, Mengapa Tak Dipatuhi?

Perundungan, baik verbal maupun fisik, telah jelas dilarang dalam berbagai regulasi. Di antaranya:

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun