Di tengah derasnya arus media sosial yang kerap menampilkan potret ibu-ibu super, tak sedikit perempuan yang merasa tertekan oleh standar kesempurnaan.
Mereka berlomba menjadi ibu yang multitugas; memasak makanan sehat, membersihkan rumah tanpa cela, membantu PR anak, sekaligus tampil mempesona.
Namun, benarkah anak-anak membutuhkan ibu yang sempurna?
Dalam kenyataannya, anak tidak mencari kesempurnaan. Mereka hanya ingin kehadiran ibu yang penuh cinta, yang mendengar dengan hati, dan yang tetap tersenyum walau lelah.
“Anak tidak menilai ibu dari bersihnya rumah atau banyaknya prestasi, tapi dari rasa aman yang ibu hadirkan,” ujar psikolog anak, Rika Kartika, M.Psi.
Ekspektasi vs Realita dalam Peran Ibu
Masyarakat seringkali membentuk standar ideal seorang ibu: sabar tanpa batas, selalu tahu solusi, dan tidak pernah salah. Akibatnya, banyak ibu merasa gagal ketika tidak mampu memenuhi semua ekspektasi itu.
“Dulu saya merasa bersalah ketika anak saya tantrum di tempat umum. Saya merasa gagal sebagai ibu,” ungkap salah suka orang tua peserta didik kami.
Namun, seiring waktu ia menyadari bahwa menjadi ibu bukan tentang sempurna, tapi tentang mau belajar dan tetap hadir, bahkan saat situasi tak ideal.
Apa yang Dibutuhkan Anak dari Ibu?