Hari gini, nggak nulis karena "malas ngetik"?Â
Waduh, itu alasan klasik. Sekarang sudah banyak aplikasi yang bisa mengubah suara jadi teks. Misalnya: Google Keep, Notion, atau fitur Voice Typing di HP.
Saya pakai ini saat sedang jalan atau rebahan. Tinggal rekam suara atau diketik otomatis, nanti bisa disunting ulang.Â
Ini membantu banget terutama saat ide datang mendadak tapi tangan lagi sibuk. Jadi, jangan biarkan teknologi cuma buat scroll medsos, manfaatkan juga untuk produktif!
6. Tulis Apa yang Kamu Lihat, Rasakan, dan Temui
Tulisan terbaik seringkali justru datang dari hal-hal sederhana. Pengalaman pribadi, kejadian sehari-hari, atau bahkan percakapan yang lewat bisa jadi bahan tulisan. Yang penting, kamu peka dan mau mengamati.
Menulis dari yang kamu alami bikin tulisanmu lebih jujur dan mengena. Contohnya: cerita tentang perjalanan naik angkot, obrolan dengan anak, atau suasana pasar menjelang Lebaran. Ini lebih mudah ditulis dan lebih mudah dirasakan pembaca.
7. Setiap Media Punya Gaya Sendiri
Kalau kamu ingin tulisannya dimuat di media, pelajari dulu gaya tulisannya. Baca beberapa artikel yang sudah tayang di media tersebut.Â
Amati panjang kalimat, gaya bahasa, hingga topik yang sering diangkat. Lalu sesuaikan tulisanmu dengan gaya penulisan yang digunakan.
Media parenting beda dengan media opini. Media fiksi beda dengan media berita.Â